Mengintip geliat Ruang Anak Bangsa di Gowa: Komunitas penulis muda yang lahir di kafe

- 14 Agustus 2023, 00:37 WIB
Mengintip geliat Ruang Anak Bangsa di Gowa: Komunitas penulis muda yang lahir di kafe
Mengintip geliat Ruang Anak Bangsa di Gowa: Komunitas penulis muda yang lahir di kafe /WartaBulukumba.Com

Pinisi 1 menawarkan sembilan tulisan yang sangat beragam. Bahkan ada penulis yang mengajak bapaknya menggambar kapal, menggambarkan kenangan orang tua tentang kapal.

Pertanyaan penting pun dilontarkan oleh Afdas kepada Amiqah, "Bagaimana cara merayu bapak untuk terlibat dalam tulisan?"

Amiqah mengakui sering memainkan peran "teman" dengan bapaknya. Keakraban ini membantu memasukkan gambar bapaknya ke dalam Pinisi.

Selain para penulis dan anggota RAB, diskusi ini dimeriahkan oleh Icang dan Daeng Maliq dari Komunitas Pustakabilitas.

Baca Juga: Butterfly terbang bersama Arunika: Nayla Putri Humairah novelis berbakat siswi SMU 14 Bulukumba

Daeng Maliq dengan tulus mengungkapkan alasan kedatangannya.

"Saya sakit hati karena tulisan saya tidak diingatkan tenggatnya untuk dikumpulkan. Saya kesal karena tiba-tiba dikirimkan Pinisi. Dan saya cemburu karena Amiqah sudah minta tulisannya tetapi belum juga ditulis, malah menulis untuk Pinisi," ungkapnya dalam forum tersebut.

Hampir semua peserta dengan antusias memberikan komentar, pendapat, atau kritikan. Hal ini muncul karena semangat peserta dan keahlian moderator dalam mengarahkan diskusi. Bahkan moderator, Afdas, menuntut pertanggungjawaban dari redaksi atas tulisan yang dimuat.

"Saya tidak banyak merubah agar tulisan tetap menjadi jejak bersih teman-teman dalam menulis. Yang sempat saya ubah adalah informasi detil waktu berlayar kapal pada satu tulisan yang menyebut perjalanan dari Surabaya ke Makassar adalah 24 jam," Eim, sang editor, berbicara.

Baca Juga: Gebyar Kemerdekaan Penerbit Deepublish: Diskon 78 persen untuk 78 naskah pertama!

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x