WartaBulukumba - Perjalanan yang nyaris separuh abad, dari pentas ke pentas dalam jagat teater yang selalu bergetar, Teater Kampong di Bulukumba sudah berusia 43 tahun.
Sosok seniman, dramawan dan budayawan Bulukumba yang pernah diganjar Celebes Award, Dharsyaf Pabottingi, selalu ada di balik maupun ruang depan Teater Kampong.
Berkesenian penuh seluruh di dunia teater adalah pilihan bagi Dharsyaf Pabottingi. Begitu pula generasi muda yang mengisi front di salah satu markas kesenian Bulukumba ini. Dan itu juga pilihan dalam membangun Bulukumba dari front kesenian dan kebudayaan.
Baca Juga: Menemu kenali salah satu tabiat siluman parakang melalui cerbung sastrawan Bulukumba, Mahrus Andis
Memijak usia ke 43, Teater Kampong menggelar kegiatan Telusur Jejak Budaya IV.
Teater Kampong menampilkan pementasan drama sejarah Bugis Makassar bertajuk "Jori Dewatae" (Bulu'ku'mupa Tana Sikokkong) yang dihelat di Teater Arena Bentengnge Pantai Merpati, Selasa 27 Desember yang lalu.
Jori Dewatae adalah drama dari naskah karya Dhasrsyaf Pabottingi yang sekaligus menjadi sutradara pada pementasan tersebut.
Baca Juga: Bukan dari Sulawesi apalagi Bulukumba, ini sejarah latto latto atau katto katto
Hal istimewa karena pada pementasan Teater Kampong kali ini, Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf dan Wakil Bupati Andi Edy Manaf hadir bersama-sama menyaksikan drama berdurasi dua jam lebih tersebut.
"Sebuah kebanggaan dan kehormatan karena pada malam ini, kedua pemimpin kita Bupati dan Wakil Bupati menghadiri acara Teater Kampong," kata salah satu pendiri Teater Kampong, Idris Aman dalam sambutan pengantarnya.
Di usianya yang ke 43 tahun, Teater Kampong, lanjut Idris Aman masih eksis sampai sekarang. Para pemeran pementasan drama Jori Dewatae kali ini sudah merupakan generasi keempat.
Kata mantan legislator Bulukumba ini, sekitar tahun 80an Teater Kampong sering tampil di luar daerah, bahkan pernah mewakili Sulawesi Selatan tampil di Jakarta setelah berhasil menjadi juara di tingkat provinsi.
Selama ini, ungkapnya, Teater Kampong latihan dan melakukan pementasan di Tarungku Toae (penjara lama). Namun karena bangunan tersebut sudah diambil alih oleh Kemenkumham sehingga pihaknya mengalihkan ke teater arena Bentengnge.
"Cuma di tempat ini tidak ada ruang ganti atau tempat menyimpan perlengkapan. Kita berharap pemerintah memberikan perhatian," pinta Idris Aman.
Menanggapi hal tersebut, Andi Utta sapaan Bupati dalam sambutannya menyampaikan bahwa kawasan Pantai Merpati yang saat ini tengah dibangun akan menjadi salah satu pusat keramaian di kota Bulukumba.
Sebagai ruang publik, Pantai Merpati akan disiapkan berbagai fasilitas, termasuk panggung terbuka sebagai tempat sanggar seni atau kelompok musik melakukan pementasan.
"Panggung itu akan menjadi wadah bagi para seniman Bulukumba menyalurkan bakatnya. Kalo perlu kita juga mengundang grup musik dari daerah lain," ungkapnya.
Baca Juga: Ada pameran bilah pusaka Sulawesi dalam Kenduri Sungai Bijawang XI di Bulukumba
Ia pun memuji dan mengapresiasi Teater Kampong yang kembali melakukan pementasan sebagai ajang pembinaan generasi muda.
Berdiri sejak 43 tahun, lanjut Andi Utta adalah sebuah umur yang sangat matang dan jarang ditemukan sanggar seni yang mampu bertahan selama 40 tahun lebih.
"Selamat kepada keluarga besar Teater Kampong, sehat dan teruslah berkarya untuk membina generasi muda," imbuhnya.
Pementasan Jori Dewatae adalah alur drama yang menampilkan situasi masa lalu, saat kerajaan Gowa dan kerajaan Bone memperebutkan wilayah kekuasaan.***