Yogyakarta adalah tempatnya dan orang-orang di sana telah jauh menemukenali seni sebagai salah satu candu tersendiri yang paling asyik.
Dari sana optimisme Dul pun beranjak bahwa Perahu Pinisi dan Bulukumba melalui pameran tunggal seni kriya logam karyanya akan terpancang dalam-dalam.
Baca Juga: Tari budaya Kajang dari Bulukumba tampil memukau di F8 Makassar
Sekilas Seni Kriya Logam
Seni kriya logam merupakan sebuah seni kerajinan atau juga keterampilan untuk dapat membuat sesuatu menjadi barang- barang yang mempunyai nilai guna dan seni dengan menggunakan logam sebagai medianya.
Karya yang dihasilkan bisa berupa karya 2 dimensi atau lukisan logam dan 3 dimensi atau patung logam.
Media logam yang biasa digunakan dalam pembuatan karya-karya kriya logam dengan menggunakan media almunium, kuningan serta tembaga.
Baca Juga: Puisi empat penyair Bulukumba terpilih masuk antologi 'Wasiat Botinglangi' 100 penyair Indonesia
Teknik-teknik yang paling sering digunakan pada kriya logam adalah dengan teknik ketok, las, cor, serta patri.
Ditakik dari laman pendidikan.co.id, seni kriya logam diduga sudah ada sejak tahun 500 sebelum masehi. Hal ini dapat dilihat dari berbagai penemuan barang bersejarah.