Lahir dan dibesarkan di kampung pesisir Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba, Sulsel pada 4 April 1980, Andhika Mappasomba mulai menyukai dan menulis puisi di bangku kelas dua SMP sejak mulai berani memahami rahasia-rahasia perempuan dan kehidupan.
Menyelesaikan S1 Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra di UIN Alauddin Makassar tahun 2003.
Sebelumnya banyak bertualang di Papua dan Ternate dan kota di Indonesia Timur lainnya.
Menulis puisi, cerpen dan essai di berbagai media cetak dan online. Juga giat melakukan penelitian sosial budaya. Sejak tahun 2006 tercatat sebagai dosen di Fakultas Sastra Universitas Islam Makassar. Sejak tahun 2010 juga mulai menggubah lagu yang dinyanyikan oleh sebuah komunitas seniman Laskar Kelor.
Buku-buku karyanya: “Ingin Kukencingi Mulut Monalisa Yang Tersenyum” merupakan buku antologi sastra berdua bersama Anis Kurniawan pada 2004. Bukunya yang kedua “Mawar dan Penjara” pada 2010 adalah sekumpulan pusinya yang banyak ditulis semasa mahasiswa pada saat dirinya menjadi seorang tapol di penjara.
Lalu disusul beberapa buku lainnya, di antaranya kumpulan cerpen "Kinokot", "Bulukumba Nol Kilometer", novel "Malewa Lelaki yang Berjalan di Atas Air"
Sejak tahun 2007, ia melakukan gerakan sastra di banyak daerah dengan mendorong terbentuknya kelompok sastra aktif dan pasif di Indonesia diantaranya Lingkar Sastra Batu Gojeng Sinjai, Poros Sastra Empat dan Poros Sastra 11 Mamuju Sulawesi Barat, Poros sastra Pulau Bunyu Kaltim, dan sebagainya.
Baca Juga: Lima puisi WS Rendra, 'Puisi Surat Cinta' hingga 'Gumamku ya Allah'
Editor: Nurfathana S