SIAL 17: Cara berbeda anak muda Bulukumba merayakan 17 Agustus

15 Juli 2023, 21:38 WIB
Flyer SIAL 17 /Dok. Penyelenggara SIAL 17

WartaBulukumba.Com - Setiap tahunnya, saat hiruk-pikuk 17 Agustus yang menggema di udara, parade perayaan tak pernah lepas dari perlombaan lomba panjat pinang, lari karung, dan segudang kebisingan lainnya. Bulukumba tentu saja ada di dalamnya sebagai bagian dari Indonesia.

Namun di salah satu sudut Bulukumba, ada yang agak berbeda pada tahun ini. Seremoni Indonesia Ambil Langkah, disingkat SIAL 17, hadir sebagai alternatif baru yang menawarkan sesuatu yang jauh dari kebisingan dan rutinitas yang terulang.

Bakal berdenyar melalui seni dan literasi yang dikemas berbeda, parade ini diinisiasi oleh beberapa komunitas literasi dan seni di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Meneguk cita rasa autentik Bulukumba dari 'Akkero Kopi' di Desa Anrang

Kerabat kerja SIAL 17 terdiri dari lingkaran anak-anak muda dari Rumah Buku, SSB Batugarumbing, Mammiri Silele, dan RUMKO. SIAL 17 akan digelar selama tiga hari. Mulai dari 15 hingga 17 Agustus 2023 di pelataran lapangan Desa Bontonyeleng, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.

Musakkir Basri, founder Rumah Buku yang mewakili penyelenggara, mengungkapkan, melalui enam matriks kegiatan yang terdiri dari seremoni gendang, seremoni tari, menggambar bersama, lapak buku, lapak karya, dan dialog 17, SIAL berusaha menciptakan langkah-langkah baru dalam merayakan dan menyalakan lilin peradaban di hari kemerdekaan Indonesia.

"Dalam suasana yang berbeda, SIAL menghadirkan ruang bagi masyarakat untuk terhubung dengan nafas demokrasi yang membara di bawah langit merah putih," tuturnya kepada WartaBulukumba.com pada Sabtu, 15 Juli 2023.

Baca Juga: Sumange Banua 2023: Ekspedisi budaya seniman Al Farabi Bulukumba ke Toraja Utara, Pacitan dan Magelang

Lapak Buku dan Lapak Karya

Di tengah hiruk-pikuk perayaan, SIAL juga memberikan ruang bagi kreativitas dengan mengadakan sesi menggambar bersama.

Para peserta yang niscaya akan dimeriahkan anak-anak akan diundang untuk menyatu dengan kuas dan pensil, menuangkan imajinasi mereka di atas kanvas putih yang menunggu untuk diisi warna dan bentuk.

Di ranah gerakan literasi, ada  agenda lapak buku dan lapak karya menjadi tempat bagi para seniman lokal dan penulis untuk membagikan karya mereka kepada masyarakat.

Dari buku-buku yang ditawarkan hingga karya seni yang dipamerkan, setiap ungkapan menjadi jendela bagi masyarakat untuk menyelami cerita-cerita inspiratif dan menggali potensi kreatif dalam diri mereka sendiri.

Baca Juga: Perlawanan terbaru pada kapitalisme oleh penulis Bulukumba dalam buku: 'Suara Ekonomi Menyingkap Modernitas'

Diskusi dan Refleksi

Namun, tidak hanya menyajikan kesenangan dan keindahan semata, SIAL 17 juga menawarkan dialog 17 sebagai ruang diskusi dan refleksi.

Para peserta diajak untuk berdialog tentang arti sebenarnya dari kemerdekaan dan demokrasi, serta memahami peran mereka dalam membangun dan memperkuat fondasi peradaban Indonesia. Dalam dialog yang terbuka dan penuh semangat, pandangan-pandangan berbeda saling bertemu, dan pemikiran yang terjalin menjadi dasar bagi pertumbuhan dan perubahan yang positif.

"Dalam keseluruhan konseptualnya, SIAL 17 mengusung harapan untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat desa. Melalui interaksi yang didorong oleh seni dan literasi, kegiatan ini mengajak mereka untuk merasakan kebahagiaan dan kehangatan bersama, memperkuat ikatan sosial yang ada, dan menggugah semangat kolaborasi dalam membangun masa depan yang lebih baik," ungkap Musakkir Basri.***

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler