Posisi strategis insan pers dan kaum buruh pada Pemilu 2024

4 Oktober 2023, 19:12 WIB
Ilustrasi 'Pers di persimpangan jalan' Digital Art by Alfian Nawawi - Posisi strategis insan pers dan kaum buruh pada Pemilu 2024 /WartaBulukumba.Com/Digital Art by Alfian Nawawi

WartaBulukumba.Com - Era digital yang semakin matang hadir dalam sebuah waktu di mana informasi dapat merambat dengan kecepatan cahaya, melewati batasan geografi, menembus samudra dan benua. Bagaimana dampak perubahan ini pada pesta demokrasi, Pemilu 2024 di Indonesia?

Untuk mendapatkan perspektif yang berharga tentang peran pers dalam proses politik, WartaBulukumba.Com berkesempatan mewawancarai secara online seorang pengamat politik dan sosial budaya dari Atlantika Nusantara Institute, Jacob Ereste.

Di layar virtual, tampak Jacob Ereste dengan hangat menyambut kami di ruangannya yang berdinding penuh buku di Atlantika Nusantara Institute.

Baca Juga: Menuju Pemilu 2024: Masih banyak politisi dan aktivis belum memaksimalkan media sosial

Dalam percakapan yang dibatasi rentang jarak ratusan kilometer, ia memaparkan bahwa peran media berbasis internet kini semakin nyata dan efektif dalam penyajian informasi, publikasi, dan komunikasi, mulai dari peristiwa terpencil hingga hiruk pikuk kehidupan kota.

"Sebuah revolusi komunikasi yang melibatkan semua orang, bahkan Gusti Ratu pun dapat mengikuti perkembangan terkini di tanah air dari ujung dunia yang jauh.Waktu menjelang Pemilu 2024 ini pun seakan menjadi masa panen pers dan media sosial, yang memang murah meriah, untuk dijadikan ujung tombak penerobos massa pemilih yang sedang diperebutkan oleh semua kandidat calon legislatif maupun calon eksekutif dari berbagai level dan jenjang," kata Jacob Ereste di Rabu malam, 4 Oktober 2023.

Namun, pertanyaannya adalah, bagaimana media sosial dapat tampil dengan performa yang meyakinkan sehingga dapat diandalkan sebagai mediator pembungkus ide, gagasan, misi, dan visi kandidat politik?

Baca Juga: Hingar bingar menjelang Pemilu 2024: Pengamat sebut mengalihkan perhatian ke suatu hal penting ini

Media Harus Netral

Menurut Jacob, sebagai media yang seharusnya bersikap netral, hal yang terpenting adalah tetap berpegang pada obyektifitas dan kejujuran. Media harus memberikan dukungan yang adil bagi semua kandidat tanpa merendahkan atau mendistorsi fakta.

"Pemilu bukan hanya tentang menang atau kalah, tetapi tentang memilih pemimpin terbaik bagi rakyat," jelasnya.

Jacob juga berpendapat bahwa media sosial dan media massa lainnya tidak seharusnya dianggap sebagai lawan atau musuh. Mereka semua bertujuan mencari yang terbaik untuk rakyat. Keterbukaan untuk mendengarkan berbagai sudut pandang dan gagasan adalah kunci dalam menjaga integritas media sosial.

Namun, peran kaum buruh juga penting dalam Pemilu 2024. Sebagai kekuatan solid, mereka memiliki potensi untuk menentukan pilihan terbaik yang memiliki komitmen pada mereka. "Kaum buruh tidak bisa berjuang sendiri, apalagi jika tidak kompak, untuk mengatasi masalah bersama," kata Jacob.

Baca Juga: Keprihatinan Forum Negarawan terhadap kondisi terkini bangsa dan negara

Model yang Relevan buat Partai Buruh

Tentang partai buruh, Jacob menegaskan bahwa mereka belum cukup meyakinkan sebagai kekuatan yang diidolakan oleh kaum buruh. Gambaran ideal tentang partai buruh yang selalu unggul di negara-negara maju belum dapat dijadikan model yang relevan dengan politik Indonesia.

Namun, dalam semua perubahan ini, Jacob mengingatkan kita untuk menjaga etika dan moralitas. Ia mencatat fenomena pekerja pers yang tampak mendukung kandidat tertentu pada Pemilu 2024. Meskipun hal ini wajar, batas-batas etika harus tetap dihormati. Tuntunan moral tidak boleh dilanggar dalam perjalanan untuk memenangkan suara.

"Kekuatan pekerja pers adalah moralitas yang tersemat dalam ekspresi spiritual mereka, pers adalah pilar keempat dalam tatanan demokrasi, dan suara rakyat adalah suara Tuhan," ulas Jacob.

"Biarlah petuah politik tetap meyakini bahwa tiada kawan yang sejati, karena yang patut dikedepankan oleh kawan-kawan buruh dan pers Indonesia adalah etika, moral, dan akhlak yang mulia," pesannya menuntaskan bincang.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler