8 cara mendampingi anak bergaul sehat di media sosial

26 Desember 2021, 10:20 WIB
Ilustrasi anak main hp.* 8 cara mendampingi anak bergaul sehat di media sosial /Instagram/Kominfo, 5 Desember 2020

WartaBulukumba - Sebelum memasuki media sosial, seharusnya anak dibekali persiapan.

Perlu diketahui dan di sadari bahwa, dunia maya termasuk media sosial, tidak ubahnya seperti dunia nyata.

Jangan sampai media yang seharusnya bermanfaat menambah jejaring informasi, pertemanan, dan pengetahuan justru malah menimbulkan efek buruk bagi anak yang belum siap.

Baca Juga: Tips membujuk anak agar mau ke sekolah, salah satunya ajak bicara

Media sosial dapat memberikan dampak pada kesehatan mental seseorang, apalagi anak-anak disadari atau tidak.

Selayaknya orang dewasa, anak-anak juga akan memeriksa berapa orang yang menyukai foto atau video yang mereka unggah, dan memeriksa berapa jumlah pengikut akun mereka.

Hal-hal ini bisa membut anak kurang percaya diri dan lebih mementingkan penampilannya di media sosial daripada menggali potensinya di dunia nyata.

Baca Juga: Di balik sering memanjakan anak, sederet dampak buruk yang bisa terjadi

Oleh sebab itu, bagi orang tua sangat penting untuk mendampingi anak ketika sedang berinteraksi di media sosial.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendampingi Si Kecil saat ia sedang berinteraksi di media sosial.

Berikut cara yang dimaksud, dikutip WartaBulukumba.com dari AloDokter, semoga bisa menambah wawasan baru bagipara orng tua.

Baca Juga: Intip cara tepat melatih anak dalam berbagi

bangun hubungan akrab dengan anak

Umumnya, usia saat anak pertama kali boleh mengakses dan membuat akun media sosial, adalah usia 13 tahun. 

Aturan ini dibuat karena pada usia ini, anak diasumsikan sudah mulai bisa berinteraksi di media sosial dengan lebih bijak.

Kendati demikian, saat ini banyak anak yang sudah bisa membuat akun media sosial sebelum usia tersebut, baik dengan menggunakan alamat e-mail milik orang tuanya atau memalsukan tahun lahir.

Baca Juga: Rahasia agar hati selalu tenang, simak penjelasan Buya Yahya

Inilah pentingnya membangun hubungan akrab dengan Si Kecil agar ia terbuka mengenai aktivitasnya saat menggunakan internet.

diskusikan efek negatif media sosial

Media sosial jelas bisa membawa manfaat,namun tidak sedikit kasus yang membahayakan anak akibat interaksi di dunia maya juga tidak bisa diabaikan.

Penculikan, perundungan (bully), hingga kemungkinan depresi, bisa berawal dari media sosial.

Baca Juga: Membumikan literasi di Bulukumba, di kafe harus ada space khusus untuk ruang baca

Karenanya,  Bunda perlu mengajak Si Kecil bicara tentang berbagai risiko negatif yang mungkin timbul dari interaksinya di dunia maya, bisa dilakukan dengan memberikan contoh-contoh kasus yang sudah terjadi.

Ini bisa Bunda lakukan sejak ia berusia 13 tahun, agar ia sudah memahami risiko-risiko media sosial sebelum memakainya.

tempatkan komputer di lokasi yang mudah terpantau

Memberikan akses media sosial kepada Si Kecil sebaiknya dari komputer atau laptop, dan bukan pada telepon seluler (ponsel).

Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh menuai banyak persoalan bagi anak

Dengan menempatkan komputer atau laptop di lokasi rumah yang mudah dipantau, Bunda bisa mengawasinya dengan lebih mudah.

Jika Si Kecil sudah memiliki ponsel pribadi, sebaiknya berikan batasan waktu penggunaan ponsel, agar ia tidak menggunakannya secara berlebihan dan tetap fokus belajar.

berikan contoh yang baik

Cara anak menggunakan akun media sosialnya sendiri, dipengaruhi dari cara orang tua menggunakan media sosial.

Baca Juga: Belajar menyelami dunia legislatif ala mahasiswa UINAM

Maka dari itu, Bunda dan Ayah juga harus bisa menjadi contoh bagaimana media sosial dapat digunakan untuk hal-hal yang positif.

Misalnya, hindari menggunggah foto yang bermaksud untuk pamer atau kata-kata yang tidak jujur, tidak sopan, dan menyerang orang lain di media sosial.

ajarkan anak untuk berpikir sebelum mengunggah

Bunda perlu membiasakan Si Kecil untuk memikirkan konsekuensi dari tiap unggahannya yang dapat dilihat banyak orang.

Baca Juga: Cara mengenal beberapa gaya belajar anak

Mengajarkan anak untuk berpikir berulang kali sebelum mengunggah apa pun di media sosial juga merupakan hal penting.

Bunda juga perlu mengingatkannya bahwa seperti di dunia nyata, tidak semua orang yang ia temui di dunia maya adalah orang yang baikidak semua orang akan menyukai atau dapat menerima apa yang diunggah.

Selain itu, Bunda juga dapat memberi tahu Si Kecil cara melaporkan jika ada konten atau materi yang tidak pantas yang ia temukan di internet, misalnya konten kekerasan atau yang berbau pornografi.

Baca Juga: Apa yang perlu dilakukan dalam menyiapkan lingkungan belajar anak?

ajari anak tentang kontrol privasi akun

Jika Si Kecil mengunggah video, Bunda dapat memintanya untuk mengatur videonya sehingga tidak bisa dibuka sembarang orang.

Ajarilah Si Kecil untuk mengatur privasi (privacy setting) untuk mengontrol siapa saja yang bisa dan tidak bisa melihat profil mereka.

Jelaskan bahwa jika dibiarkan tanpa pengaturan, umumnya video tersebut dapat diakses siapa saja yang berselancar di dunia maya. Ingatkan bahwa ia harus siap dengan konsekuensinya, seperti mendapat berbagai komentar yang tidak jarang dapat menyakiti hati.

Baca Juga: Unasman Sulawesi Barat terpilih menjadi pendamping kegiatan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi

nonaktifkan penanda lokasi

Penanda lokasi bisa meningkatkan risiko anak mengalami tindak kejahatan, karena lokasi aktivitas sehari-harinya jadi lebih mudah diketahui. Bunda perlu mengingatkan Si Kecil untuk menonaktifkan penanda lokasi (geotagging).

ikuti akun media sosial anak

Dengan mengikuti akun media sosial Si Kecil, Bunda akan tahu apa saja yang diunggah dan bagaimana interaksinya dengan pengguna lain.

Bunda juga dapat memperhatikan akun siapa saja yang ia ikuti dan yang mengikutinya. Tapi, jangan menjadi orang tua yang overprotective dan mengkhawatirkan segala hal yang ia perbuat.

Baca Juga: Menwa Unhas Makassar 'menyerbu' Pantai Kuri Maros

Jadikan pertemanan Bunda dengannya di media sosial ini sebagai media untuk mendekatkan kalian berdua.

Dengan interaksi yang sehat di media sosial, Si Kecil diharapkan dapat mempelajari berbagai hal positif untuk pengembangan dirinya dan dapat terhindar dari berbagai efek negatifnya.

Namun, Jika merasa buah hati terganggu karena sesuatu yang terjadi di media sosialnya atau mungkin kebablasan bermain media sosial hingga prestasinya menurun, Bunda harus bertindak.***

 

Editor: Sri Ulfanita

Tags

Terkini

Terpopuler