Agar tak ada lagi Gabriela-Gabriela lainnya, Puan minta TNI tumpas habis teroris KKB di Papua

- 18 September 2021, 16:59 WIB
Potret Gabriela Meilani dan Marselinus Ola Attanila, yang jadi korban KKB
Potret Gabriela Meilani dan Marselinus Ola Attanila, yang jadi korban KKB /Kolase by Naskah/

WartaBulukumba - Nama dan sosok Gabriela Meilani mengisi linimasa berbagai platform di jagat maya pasca kekerasan teroris KKB Papua.

Puan Maharani mengaku sangat miris mendengar Gabriela Meilani, seorang nakes perempuan yang sedang menjalankan tugas kemanusiaan, justru dilecehkan, dianiaya oleh Kelompok Teroris dan Separatis KKB Papua hingga dia kehilangan nyawa.

Dalam situasi konflik apapun, kata Puan Maharani, para nakes bersama perempuan, anak dan jurnalis seharusnya adalah pihak yang tidak boleh menjadi sasaran kekerasan.

Baca Juga: Guru Besar UI meminta Pemerintah RI segera kerahkan kapal mengamankan Laut Natuna Utara

“Tapi Gabriela adalah seorang nakes dan juga seorang perempuan yang justru mendapat tindakan tidak manusiawi oleh teroris KKB, bahkan di saat dia menjalankan tugas-tugas kemanusiaannya. Ini kekerasan paling biadab!” tegas Puan, dikutip WartaBulukumba.com dari laman dpr.go.id, Sabtu 18 September 2021.

Agar tidak ada lagi korban kekerasan dari para nakes, Puan meminta, pemerintah daerah setempat untuk menarik para pelayan kesehatan yang betugas di daerah rawan konflik ke tempat yang lebih aman.

“Seraya agar aparat TNI terus menumpas habis para teroris KKB, supaya tidak ada Gabriela-Gabriela lain yang menjadi korban,” harap Puan.

Baca Juga: Jual rokok ke anak kecil akan didenda Rp 50 juta

Seperti diketahui, peristiwa kekerasan terhadap tenaga kesehatan di Distrik Kiwirok yang menewaskan suster Gabriella Meilani terjadi pada hari Senin, 13 September 2021.

Dari 10 tenaga kesehatan, saat ini sebanyak 8 orang telah aman dan dibawa ke pos TNI.

Sementara 2 tenaga kesehatan lainnya, Gabriella Meilani dan Kristina hilang dan ditemukan oleh TNI-Polri pada 15 September 2021 di dasar jurang.

Satu orang berhasil ditemukan dalam keadaan hidup, dan satu lagi (suster Gabriella Meilani) dalam kondisi meninggal dunia. Saat ini masih menunggu proses evakuasi,” kata Kementerian Kesehatan, dikutip dari Tasikmalaya.pikiran-rakyat.com, 17 September 2021.

Baca Juga: Kapal milik Kemenkumham tenggelam di perairan Nusakambangan

Menurut Kementerian Kesehatan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan pihak kepolisian, dan akan terus melakukan upaya untuk mendapatkan informasi mengenai perkembangan peristiwa yang menewaskan tenaga kesehatan di Papua.

Siapakah Gabriela Meilani? Berikut sosoknya, dikutip dari JurnalPalopo.pikiran-rakyat.com, 17 September 2021.

Gabriela Meilani berdarah Jawa-Toraja, putri pasangan Musidi dan Martina Rinding, yang telah lama tinggal menetap di Papua, karena bertugas sebagai ASN.

Baca Juga: Hadapi serbuan kapal China ke Laut Natuna Utara, 5 KRI TNI AL dikerahkan

 

Lahir di Besum, Distrik Nimboran, Kabupaten Jayapura, Papua, pada tanggal, 31 Mei 1999. Ella sapaannya, dikenal karena sering menebar senyuman.

Ella senang mendapat penugasan di Kabupaten Bintang, karena menurutnya orang disana ramah dan butuh perhatian medis. Hal tersebut ia disampaikan pada rekan sejawatnya.

Wanita berumur 22 tahun itu kerap kali membagikan foto dirinya bersama masyarakat Pegunungan Bintang, dan kegiatannya saat bertugas sebagai tenaga medis, di akun media sosialnya. 

Baca Juga: Genting! Ribuan kapal China dan Vietnam bahkan AS mengepung Laut Natuna Utara

Ella menyelesaikan pendidikannya di tanah Papua. Mulai dari pendidikan dasar, di SD Inpres Besum, lalu lanjut di SMPN 2 Besum.

Ia melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Bakti, Waena, Jayapura. Setelah lulus Ella melanjutkan kuliah di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jayapura.

Di usianya yang masih belia, Ella memiliki semangat yang luar biasa, untuk menjalankan misi kemanusiaan di pelosok Papua.

Namun Ella harus gugur saat sedang bertugas.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah