Ketua MPR RI semakin geram terhadap Kelompok Separatis dan Teroris Papua

- 2 Mei 2021, 23:01 WIB
Kelompok teroris KKB  memberi ancaman dan peringatan pada Pasukan Setan TNI yang diberangkatkan ke Papua.
Kelompok teroris KKB memberi ancaman dan peringatan pada Pasukan Setan TNI yang diberangkatkan ke Papua. /TPNPB - OPM/

WartaBulukumba - Jauh di sana, desing peluru tajam masih akan terus mengancam dari balik pepohonan dan semak belukar di pegunungan dan belantara Papua.

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo pun semakin geram terhadap Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Melalui akun Instagram-nya, @bambangsoesatyo, ia mengunggah sebuah video berisi slide pada Ahad 2 Mei 2021.

Salah satu dari slide tersebut memvisualisasikan pernyataan ancaman oleh Panglima KST.

Baca Juga: Memanfaatkan skill, guru honorer di Bulukumba ini nyambi Make Up Artist

Bambang Soesatyo membubuhinya dengan sebuah caption berupa narasi menggetarkan.

"Negara tidak boleh tunduk pada pemberontak, separatis, dan teroris," tegasnya.

Ia membentangkan sebuah uraian terkait perihal penegakan hukum berdasarkan United Nation Convention Against Transnational Organized Crime (UNCATOC) yang ditandatangani 149 Negara pada tahun 2000 di Palermo, Italia.

Baca Juga: Hardiknas 2 Mei adalah sebuah kesalahan sejarah?

Kasus yang terjadi di Papua, ulasnya, beberapa di antaranya seperti pembunuhan terhadap dua guru sekolah, pemerkosaan terhadap warga Papua, pembunuhan terhadap seorang Perwira Tinggi Kepala BIN Papua dan Anggota Brimob, kasus pembakaran beberapa sekolah, kesemuanya tergolong kasus serius (serious crime) yang dapat digolongkan kepada Kejahatan Transnasional Terorganisasi (TOC).

"Kalau kita mendasarkan kepada UNCATOC (Konvensi PBB melawan TOC) sebagaimana diratifikasi oleh Indonesia menjadi UU No 5 Tahun 2009," imbuhnya.

Bambang Soesatyo pun menuangkan beberapa bukti pendukung, sebagai berikut:

Baca Juga: Menyasar warga yang tak tersentuh bansos, PKK Kelurahan Tanete berbagi sembako

Pertama, sudah ada temuan dua kasus pasokan senpi ke Papua dari Makasar dan Maluku oleh pelaku (sindikat).

Kedua, ditemukan adanya penyelundupan senjata api dari WNA asal Philipina melalui Sangihe Talaud dan Nabire ke Papua,

Ketiga, ada temuan tentang kasus penyelundupan amunisi oleh seorang WNA asal Polandia ke Papua.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Instagram @bambang.soesatyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x