Network
WartaBulukumba - Tidak ada seorang lelaki di rumah itu namun mereka bertiga selalu menjadi penghuni yang tabah. Seorang nenek dan dua orang cucu yang piatu.
Setiap kali hujan menyerbu bumi, maka tempias pun menyerang wilayah dapur, kamar mandi, dan teras.
Kayunya sejak lama melapuk, materialnya sudah sangat menua. Ketika mata memandang ke atap maka akan berbenturan dengan liang-liang berukuran kecil hingga besar yang selama ini memberi kesempatan bagi air hujan untuk bertandang.
Beberapa bagian rumahnya bahkan nyaris hancur akibat hujan. Namun itu tak lagi dialami nenek Wana.
Nenek Wana kini bisa hidup lebih tenang dan nyaman. Ia tidak khawatir lagi rumahnya bocor jika musim penghujan tiba. Rumah peninggalan suaminya sejak 1976 lalu kini tampak lebih melindungi.
Ibu Wana tinggal bersama dua orang cucunya yang telah piatu. Putri Nenek Wana, ibu dari cucunya telah meninggal dunia sejak beberapa tahun silam.
Mereka tercatat sebagai warga Kelurahan Ballasaraja, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.
"Tidak pernah diperbaiki kodong sejak dibangun. Tidak ada laki-laki di rumah," ujarnya mengenang kondisi rumahnya sebelum diperbaiki, Selasa 30 Maret 2021.
Ketika ditanya perihal biaya memperbaiki rumah, dengan polos Nenek Wana menjawab bahwa justru itu kesulitan terbesar mereka.
"Nah, itu mi juga yang susah kodong. Saya hanya bekerja menjahit dengan mesin jahit tua. Jika ada hajatan pernikahan saya pergi bantu-bantu. Seluruh penghasilan kami buat biaya sekolah dan kuliah cucu," terangnya.
Ia mengungkapkan rasa terima kasih, rumah peninggalan suaminya telah direnovasi oleh Baznas Bulukumba, sehingga terasa lebih nyaman dan layak huni.
"Terima kasih Baznas Bulukumba. Terima kasih kepada semuanya," ungkapnya.
Ia juga berdoa semoga Allah berikan rezeki yang luas dan umur panjang bagi mereka yang telah berzakat dan berinfak melalui Baznas Bulukumba.***
