Keutamaan dan amalan-amalan di Malam Nisfu Syaban

- 23 Februari 2024, 18:37 WIB
Ilustrasi Nisfu Syaban - Keutamaan dan amalan-amalan di Malam Nisfu Syaban
Ilustrasi Nisfu Syaban - Keutamaan dan amalan-amalan di Malam Nisfu Syaban / /Pixabay

WartaBulukumba.Com - Dalam lipatan waktu yang suci, saat kalender hijriyah menunjukkan tanggal 15 Syaban, sebuah malam yang diliputi aura keagungan menyapa umat manusia. Malam Nisfu Syaban, sebuah peristiwa kosmik yang menggema dalam dimensi spiritual, adalah perhentian di tengah perjalanan bulan Syaban, sebuah pradaksina yang mendekatkan diri pada bulan Ramadhan, bulan suci yang penuh rahmat.

Dalam sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda:

"Allah SWT melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya)." (HR At-Thabrani).

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim dan analisa Alexander Dugin: Perang Akhir Zaman tak lama lagi dimulai dari Timur Tengah

Seperti kata yang berbisik dalam bahasa Arab, 'Nisfu' berarti pertengahan, menjadi penanda sebuah momen di tengah bulan Syaban, di mana langit dan bumi seakan berpadu dalam suatu harmoni tak terucap.

Tahun ini, ketika kalender menapak pada tahun 1445 Hijriyah, perjalanan mulia ini dimulai saat matahari mengucapkan selamat tinggal pada 29 Rajab, membuka tirai pada malam Sabtu, 10 Februari 2024.

Dan kini, ketika malam Sabtu, 24 Februari 2024, menjelma menjadi realitas, para pencari kebenaran dan ampunan mendapati diri mereka di ambang Malam Nisfu Syaban.

Baca Juga: Allah SWT menciptakan 100 ribu Nabi Adam! Disebar di semesta paralel atau galaksi lain?

Rekomendasi literatur

Di Malam Nisfu Syaban, orang-orang beriman dan bertaqwa berjaga hingga fajar Ahad, 25 Februari 2024, menyaksikan cahaya yang merekah dari kegelapan, membawa harapan dan anugerah.

Di dalam perpustakaan keagamaan yang luas, terhampar beragam kitab yang memancarkan hikmah tentang bulan Sya'ban, bulan yang penuh dengan keberkahan.

Salah satu mahakarya yang menggali kedalaman makna bulan ini adalah "Al-Yaqut wal Marjan fi Fadhaili Syahri Sya'ban." Sebuah karya monumental, kitab ini seperti samudra yang mengalirkan mutiara kata para ulama, memberikan pandangan yang komprehensif dan mendalam tentang keutamaan bulan Sya'ban.

Baca Juga: Menolak demokrasi! Mengenal Brigade Saraya Al Quds yang berjibaku bersama Al Qassam Hamas dalam perang di Gaza

Ditakik dari laman Nu.or.id, kitab "Al-Yaqut wal Marjan fi Fadhaili Syahri Sya'ban" terdiri dari sembilan bab dengan sub bab masing-masing. Berikut adalah pembagiannya dalam terjemah bahasa Indonesia:

  1. Hal yang disunahkan ketika melihat hilal. Bulan Sya’ban.
  2. Pada bab kedua ini, Syekh Abu Bakar menambahkan sub bab yaitu (keutamaan) membaca surat Ad-Dukhan, membaca Al-Qur’an dan membahas perpindahan kiblat pada yang terjadi pada bulan Sya’ban.
  3. Bulan Shalawat kepada Nabi Muhammad saw. Terdiri dari dua sub bab yaitu: faidah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw dan peristiwa menakjubkan yang terjadi berkat shalawat. Berpuasa pada bulan Sya’ban.
  4. Malam pertengahan bulan Sya’ban (Nisfu Sya’ban). Memiliki satu sub bab yaitu perbedaan ulama terkait makna malam yang dipenuhi berkah.
  5. Do’a-do’a yang sesuai dengan kondisi dan surat Yasin. Mempunyai satu sub bab yaitu faidah di dalam do’a milik sayyidina Musa as.
  6. Menghidupkan malam Nisfu Sya’ban. Terdiri dari lima sub bab yaitu: diampuninya seluruh makhluk pada malam ini kecuali bagi orang musyrik, taubat Malik bin Dinar, Taubat Abil Qasim As-Sa’di dan shalat khusus pada malam Nisfu Sya’ban.
  7. Puasa di pertengahan bulan Sya’ban. Memiliki tiga sub bab yaitu puasa pada hari-hari yang disunnahkan berpuasa, ketika hari berpuasa bertepatan dengan hari Jum’at, ketika memasuki pertengahan Sya’ban maka tidak berpuasa.
  8. Khutbah Rasulullah saw pada hari terakhir bulan Sya’ban. (Al-Farafuri, 10-129). 

Dalam Kitab Syuab al-Iman juga terdapat riwayat yang menyebut bahwa Allah SWT akan mengampuni hamba-Nya yang memohon ampun pada malam Nisfu Syaban. Rasulullah SAW bersabda: 

"Apabila tiba malam Nisfu Syaban, maka malaikat berseru menyampaikan dari Allah: adakah orang yang memohon ampun maka aku ampuni, adakah orang yang meminta sesuatu maka aku berikan permintaannya." (HR Baihaqi).

Amalan-amalan yang dianjurkan di Malam Nisfu Syaban

Dalam menghidupkan malam yang suci ini, Shalat Sunnah Tasbih membawa kita pada sebuah perjalanan rohani yang kaya. Empat rakaat shalat yang diisi dengan tasbih yang diulang-ulang sebanyak 75 kali dalam setiap rakaat, menjadi lantunan doa yang naik ke langit, harapan agar pintu pengampunan Allah SWT terbuka lebar.

Shalat Sunnah Awwabin, dengan enam rakaatnya yang dilakukan di antara Maghrib dan Isya’, menawarkan kesempatan bagi umat beriman untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta melalui bacaan Al-Fatihah dan Al-Ikhlas yang diulang-ulang. Di dalam keheningan malam, shalat ini menjadi jembatan antara manusia dan keberkahan serta ampunan dari Allah SWT.

Surat Yasin, yang dibaca tiga kali dengan niat yang berbeda-beda, beresonansi dengan kekuatan dan kedamaian. Pembacaannya di malam Nisfu Sya'ban menjadi sebuah ritual suci, sebuah permohonan untuk umur yang panjang, perlindungan dari musibah, dan kekayaan hati yang bersumber langsung dari Allah SWT.

Dzikir Nabi Yunus AS, "لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ", mengalun di malam Nisfu Sya'ban sebagai simfoni doa yang membawa harapan akan perlindungan dari bencana dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Membaca Ayatul Hirsh (Surat at-Taubah Ayat 128-129) sebanyak 500 kali menjadi amalan pilihan lain, sebuah upaya rohani untuk terhindar dari pertanyaan malaikat di alam kubur, mendekatkan diri lebih lagi kepada kasih sayang Allah SWT.

Di malam yang penuh makna ini, doa dan shalawat Nabi menjadi inti dari penghambaan. Dengan hati yang tulus, umat beriman memanjatkan doa dan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW, memohon ampunan, kesehatan, perlindungan, dan keberkahan dalam hidup.

Tak hanya di malam hari, di siang hari Nisfu Sya'ban, berpuasa menjadi amalan yang disarankan. Dengan berpuasa, umat beriman berharap mendapatkan keberkahan dan ampunan dari Allah SWT, memperkuat jiwa dengan ketenangan dan keteguhan hati dalam mengarungi samudra kehidupan.

Malam ini bukan sembarang malam. Ia adalah malam di mana langit membuka pintu-pintunya, dan doa-doa mengalir bagai sungai menuju lautan rahmat Ilahi. 

Setiap doa yang terucap, setiap harapan yang tergantung di langit, dijawab dengan kasih sayang yang tak terbatas, kecuali bagi mereka yang terbelenggu dalam dosa syirik dan kemunafikan, dosa yang memecah belah kesatuan hati.

Dengan kedatangan Malam Nisfu Syaban, umat Islam di seluruh penjuru dunia mulai mempersiapkan diri. Mereka merenung, berdoa, dan memohon, agar di malam penuh berkah ini, mereka dapat terbebaskan dari beban dosa dan diselimuti oleh ampunan. Mereka menantikan malam ini dengan pengharapan, berharap agar rahmat Allah SWT menyinari jalan mereka menuju kebaikan dan kedamaian.

Malam Nisfu Syaban menjadi saksi bisu atas pembaharuan jiwa, saat hati-hati yang berdebar menanti kedatangan bulan Ramadhan. Ia menjadi jembatan spiritual yang menghubungkan manusia dengan penciptanya, sebuah malam di mana langit dan bumi menyatu dalam doa dan harapan.***

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah