WartaBulukumba.Com - Mereka prajurit berpakaian serba hitam, kepala diselubungi kafiyeh, menyembunyikan wajah kecuali mata elang yang menatap tajam. Ikat kepala mereka pun berwarna hitam dengan tulisan dalam bahasa Arab berwarna kuning yang menunjukkan mereka adalah Brigade Saraya Al Quds.
Ada pula 'kembaran' Abu Ubaidah di sana, namanya Abu Hamzah sebagai juru bicara Brigade Saraya Al Quds yang bahu membahu bersama Brigade Izzuddin Al Qassam Hamas dan sedikitnya 10 milisi lainnya selama perang di Gaza.
Saraya Al Quds yang berarti "Jerusalem Brigades" adalah sayap militer dari organisasi Jihad Islam Palestina atau Palestinian Islamic Jihad (PIJ).
Brigade Saraya Al Quds selalu bersama Al Qassam Hamas dalam perang di Gaza. Dalam video-video saat gencatan senjata di Gaza pada November lalu, terlihat beberapa personel Saraya Al Quds bersama anggota Al Qassam Hamas mengikuti proses pertukaran tahanan. Beberapa pejuang dari dua milisi berbeda itu juga terlihat berpelukan dan saling mencium kening.
Menolak demokrasi Barat
Jihad Islam Palestina adalah organisasi yang lebih tua dibanding Hamas. Didirikan sekitar tahun 80-an awal, dan organisasi ini lebih keras daripada Hamas dalam hal tidak mau menempuh proses politik dan demokrasi.
Jihad Islam Palestina menolak demokrasi Barat. Mereka hanya ingin menempuh solusi militer untuk mengusir penjajah 'Israel. Secara ideologi, Jihad Islam memang didirikan para tokoh Ikhwanul Muslimin di Palestina. Karena menolak menempuh solusi politik, maka gerakan ini tidak ikut pemilu di Palestina.
Lantas bersumber dari semangat apa saja PIJ dengan Saraya Al Quds-nya lahir? Apakah lebih dari sekadar semangat merebut kemerdekaan? Agaknya buku "Jihad in Palestine: Political Islam and the Israeli-Palestinian Conflict" bisa membantu kita menemukan jawabannya.