Perang akhir zaman: Pasukan Imam Mahdi menggunakan senjata super canggih?

- 26 Agustus 2023, 11:58 WIB
Ilustrasi perang akhir zaman-
Ilustrasi perang akhir zaman- /Pixabay/ Robert Waghorn

Sungai Eufrat mengering

Berbagai pendapat ulama secara umum menyebutkan bahwa salah satu tanda kemunculan Imam Mahdi adalah Sungai Eutrat akan tersedot dan di situ terlihat gunung emas.

Dalam buku "Dasar-Dasar Memahami Iman, Islam, dan Ihsan" yang ditulis oleh Ipnu R Noegroho, diperkenalkan salah satu tanda-tanda kiamat yang menggugah pemikiran banyak orang, yakni munculnya gunung emas di sungai Eufrat.

Dalam tradisi Islam, hal ini dirinci dalam hadits Nabi Muhammad SAW yang menyatakan:

Baca Juga: Wajib tahu! Inilah ciri-ciri fisik dan tanda-tanda kemunculan Imam Mahdi

"Tidak akan tiba hari kiamat hingga Sungai Eufrat menampakkan timbunan emas. Manusia saling membunuh karenanya. Dan setiap seratus orang terbunuh sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka berkata, 'Semoga akulah yang beruntung.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menggambarkan gambaran yang suram, ketika manusia terjerumus dalam ambisi dan nafsu untuk mendapatkan harta benda. Sungai Eufrat, yang berada di wilayah Timur Tengah, menjadi simbol dari peristiwa yang akan datang. Gunung emas yang tersembunyi di dasar sungai menjadi pokok pertikaian. Orang-orang terperangkap dalam gelombang perang, saling bertempur demi harta yang muncul dari dalam aliran sungai itu.

Dalam kisah yang dipetik dari riwayat Imam Muslim, Ubay bin Ka'ab menjelaskan lebih lanjut:

"Hampir saja tiba waktunya, Sungai Eufrat akan mengungkapkan gunung emas. Orang-orang mendengar kabar ini dan berbondong-bondong menuju sana. Saksi mata menyaksikan ketidakmungkinan untuk meninggalkan harta tersebut. Maka, pertumpahan darah terjadi di atasnya, dan dari setiap seratus orang yang terbunuh, hanya satu orang yang akan selamat." (HR Muslim).

Baca Juga: Benarkah Muhammad Qasim dibaiat sebagai Imam Mahdi pada tahun 2028?

Munculnya gunung emas di tengah Sungai Eufrat, seperti dalam banyak narasi keagamaan, menjadi katalisator bagi tragedi yang lebih besar. Orang-orang yang sebelumnya hidup dalam kebersamaan dan toleransi, akan terjerembab dalam kekacauan dan pertumpahan darah. Perang memuncak, menghancurkan harapan dan kehidupan manusia.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x