Mengapa komunitas adat Ammatoa Kajang di Bulukumba harus memakai pakaian hitam-hitam? Ini filosofinya

- 31 Januari 2023, 15:04 WIB
Ilustrasi warga komunitas adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.
Ilustrasi warga komunitas adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. /Instagram.com/@jwb_sulsel

WartaBulukumba - Tanah ''kamasemasea' di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan yang kita kenal sebagai Ammatoa Kajang adalah sebuah komunitas adat yang lekat dengan 'hitam'.

Pada pakaian hitam-hitam itu menyampir kuat filosofi dan kearifan lokal di negeri 'Ilalang Embayya', sebutan masyarakat adat Ammatoa Kajang Bulukumba untuk negeri mereka sejak zaman dahulu. 

Menelusuri filosofi hitam-hitam pada Ammatoa Kajang, ruang literatur memberikan informasi filosofi penggunaan hitam-hitam masyarakat adat Ammatoa Kajang Bulukumba dalam beberapa buku.

Baca Juga: Ammatoa Kajang di Bulukumba sudah mempraktikkan demokrasi Pancasila jauh sebelum NKRI berdiri

Kita bisa membaca buku berjudul ”Spektrum Sejarah Budaya dan Tradisi Bulukumba”, penerbit Lephas, tahun 2005. 

Buku lainnya yakni karya Yusuf Akib yang terbit tahun 2008, berjudul “Ammatoa Komunitas Berbaju Hitam” yang diterbitkan Pustaka Refleksi.

Uraian mendalam juga dipaparkan Mas Alim Katu dalam bukunya yang berjudul "Tasawuf Kajang”, terbit tahun 2005. 

Baca Juga: Telusur 'Pasang Ri Kajang' komunitas adat Ammatoa di Bulukumba, ternyata memuat banyak pesan buat pemimpin

Pendekatan yang serupa dapat pula kita temukan dalam buku yang disusun Tim Penulis La Macca Press pada 2006, berjudul “Tradisi Masyarakat di Sulawesi Selatan”.

Pakaian hitam dengan sedikit garis putih, mulai dari dompe atau passapu yakni destar ata ikat kepala, baju, sarung dan celana melekat erat bagi kaum pria Kajang.

Sedangkan pakaian untuk kaum perempuan Kajang, mereka memakai baju dan sarung yang semuanya juga berwarna hitam.

Baca Juga: Bantuan bibit unggul dari luar tak bisa ditanam di kawasan adat Ammatoa Kajang Bulukumba

Penggunaan warna hitam bagi komunitas Ammatoa Kajang bermakna kegelapan atau kematian.

Mereka menganut filosofi bahwa manusia harus selalu mengingat kematian, dan untuk selanjutnya kehidupan di alam akhirat.

Penggunaan warna hitam pada pakaian mereka juga dengan pertimbangan tidak cepat kotor. Hal itu berkaitan pula dengan pola hidup sederhana di mana komunitas adat ammatoa Kajang selaluberupaya sedapat mungkin tidak memiliki banyak pakaian.

Baca Juga: Filosofi hitam-hitam pada pakaian adat Kajang Ammatoa Bulukumba

Karena mereka senantiasa memakai pakaian berwarna hitam sehingga komunitas adat ini sering juga disebut dengan Kajang Le’leng, yang berarti orang Kajang hitam.

Kawasan inti pemukiman komunitas adat Kajang, berada di Desa Maleleng kurang lebih 800 meter dari pintu gerbang kawasan adat.

Semua pengunjung yang ingin memasuki kawasan adat tersebut harus menggunakan pakaian adat Kajang yang berwarna hitam-hitam, termasuk passapu.

Baca Juga: Mengenal lebih dekat kawasan adat Ammatoa Kajang di Bulukumba yang dikunjungi Tyas Mirasih

Kabupaten Bulukumba di Sulawesi Selatan akan memperingati Hari Jadi ke 63 Tahun pada hari Sabtu, 4 Februari 2023 mendatang.

Warga Bulukumba diimbau oleh pemerintah daerah untuk serentak memakai pakaian hitam-hitam pada hari jadi tersebut.**

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x