Mengapa komunitas adat Ammatoa Kajang di Bulukumba harus memakai pakaian hitam-hitam? Ini filosofinya

- 31 Januari 2023, 15:04 WIB
Ilustrasi warga komunitas adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan.
Ilustrasi warga komunitas adat Ammatoa Kajang di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan. /Instagram.com/@jwb_sulsel

Pakaian hitam dengan sedikit garis putih, mulai dari dompe atau passapu yakni destar ata ikat kepala, baju, sarung dan celana melekat erat bagi kaum pria Kajang.

Sedangkan pakaian untuk kaum perempuan Kajang, mereka memakai baju dan sarung yang semuanya juga berwarna hitam.

Baca Juga: Bantuan bibit unggul dari luar tak bisa ditanam di kawasan adat Ammatoa Kajang Bulukumba

Penggunaan warna hitam bagi komunitas Ammatoa Kajang bermakna kegelapan atau kematian.

Mereka menganut filosofi bahwa manusia harus selalu mengingat kematian, dan untuk selanjutnya kehidupan di alam akhirat.

Penggunaan warna hitam pada pakaian mereka juga dengan pertimbangan tidak cepat kotor. Hal itu berkaitan pula dengan pola hidup sederhana di mana komunitas adat ammatoa Kajang selaluberupaya sedapat mungkin tidak memiliki banyak pakaian.

Baca Juga: Filosofi hitam-hitam pada pakaian adat Kajang Ammatoa Bulukumba

Karena mereka senantiasa memakai pakaian berwarna hitam sehingga komunitas adat ini sering juga disebut dengan Kajang Le’leng, yang berarti orang Kajang hitam.

Kawasan inti pemukiman komunitas adat Kajang, berada di Desa Maleleng kurang lebih 800 meter dari pintu gerbang kawasan adat.

Semua pengunjung yang ingin memasuki kawasan adat tersebut harus menggunakan pakaian adat Kajang yang berwarna hitam-hitam, termasuk passapu.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x