Telusur 'Pasang Ri Kajang' komunitas adat Ammatoa di Bulukumba, ternyata memuat banyak pesan buat pemimpin

- 12 November 2022, 21:34 WIB
Ilustrasi salah satu tradisi  komunitas adat Ammatoa di Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Ilustrasi salah satu tradisi komunitas adat Ammatoa di Kajang, Bulukumba, Sulawesi Selatan /Tangkapan layar YouTube Sidul Tube

"Ako naha-nahai lanupunnai numaeng taua napattiki songo’ a."

Artinya: "Jangan berniat memiliki sesuatu yang berasal dari tetesan keringat orang lain."

Ini merupakan nasehat agar jangan mengambil hak orang lain.

"Ako appadai tummue parring."

Artinya: “Jangan seperti orang membelah bambu."

Ini bermakna anjuran untuk berlaku adil.

"Ako kalangnge-langngere, ako kaitte-itte, ako katappa-tappa, rikarambu lalang riasu timuang."

Artinya: "Jangan sembarang mendengar, jangan sembarang melihat, jangan sembarang percaya kepada anjing yang melolong."

Pesan ini mengandung makna jangan mudah terpengaruh oleh pendengaran dan penglihatan. Harus ada filter untuk menyaring pengaruh budaya yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa.

"A’lemo sibatu A’ bulo sibatang."

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x