WartaBulukumba - Di antara batu-batu yang ditembakkan dari ketapel perlawanan, sebuah bendera tetap berkibar di atas bebukitan.
Merah, hitam, putih, hijau. Empat warna itu menyampir ke langit. Semangatnya senantiasa sengit.
Dalam buku Jejak-Jejak Juang Palestina karya Musthafa Abd Rahman dijelaskan, dua peristiwa sejarah yang menjadi fondasi perampokan tanah Palestina itu berkisar pada 1900-an.
Pertama, peristiwa Perjanjian Sykes-Picot pada 1916 antara Inggris dan Prancis.
Baca Juga: Myanmar telah menjadi medan perang, milisi-milisi bermunculan melawan junta militer
Inggris dan Prancis membagi peninggalan Dinasti Ottoman di wilayah Arab. Pada perjanjian tersebut ditegaskan bahwa Prancis mendapat wilayah jajahan Suriah dan Lebanon.
Sedangkan Inggris memeroleh wilayah jajahan Irak dan Yordania. Sementara itu, Palestina dijadikan status wilayahnya sebagai wilayah internasional.
Kedua, peristiwa sejarah Deklarasi Balfour pada 1917. Perjanjian ini menjanjikan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina pada gerakan zionisme.
Baca Juga: WHO: Jumlah kematian akibat Covid-19 di India mendekati angka 4000