Manuskrip kuno berisi Nubuwah Rasulullah SAW ungkap Perang Dunia III

15 April 2024, 07:25 WIB
Ilustrasi Perang Dunia III /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di jantung Perpustakaan Nasional di Istanbul, Turki, tersimpan sebuah manuskrip kuno, berasal dari abad ke-2 Hijriah, sebuah relik masa yang menjembatani masa lalu dan masa depan.

Manuskrip langka itu ditulis seorang tabi’ut tabi’in, yaitu generasi ketiga setelah Rasulullah SAW wafat, yang berasal dari Syam. Manuskrip itu berjudul "Salam Wa Harb fi Akhir Zaman Ar-Rabb".

Manuskrip ini diyakini merangkum tanda-tanda akhir zaman sebagaimana yang dinarasikan oleh Abu Hurairah, sahabat dekat Rasulullah SAW.

Baca Juga: Mimpi Muhammad Qasim: Dajjal muncul setelah Perang Dunia ke 3 'Armageddon'

Narasi ini, setelah diucapkan, membentang melalui rentetan peristiwa yang mengarah pada apa yang banyak dipercaya sebagai permulaan konflik global ketiga dan terakhir — Perang Dunia III.

Beberapa hadis tentang Armageddon atau Perang Akhir Zaman dalam manuskrip tersebut bersumber dari Abu Hurairah (598-678 M).

Maman Supriatman, Ketua Dewan Penasihat MD KAHMI Kota Cirebon, pernah mengulas tentang pentingnya manuskrip ini di situs Kahminasional.com, menyoroti relevansinya bagi pemahaman masa depan.

Dia menguraikan bahwa Abu Hurairah adalah salah seorang sahabat terdekat Rasulullah saw. Beliau adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis, yaitu sebanyak 5.374 hadis.

Baca Juga: Perang akhir zaman: Pasukan Imam Mahdi menggunakan senjata super canggih?

Dari sejumlah hadis yang diriwayatkannya, ada sebagian hadis yang disembunyikan beliau dari kaum muslimin waktu itu.

Abu Hurairah pernah mengatakan, “Aku menghafal dari Nabi saw beberapa ilmu. Untuk satu bejana sudah aku sampaikan kepada kalian. Untuk bejana kedua, andai aku sampaikan kepada kalian, maka kepalaku akan dipenggal (HR. Bukhari)”.

Hadis yang disembunyikan oleh Abu Hurairah bukan tentang akidah dan syariah Islam, tetapi berkaitan dengan fitnah dan kejadian di masa yang akan datang. Dalam hadis itu, Rasulullah SAW menyebutkan nama peristiwa, nama pelaku, nama tempat, serta alasan terjadinya peristiwa tersebut. Hadis-hadis itu berkaitan dengan perang, pemberontakan, dan pembunuhan.

Baca Juga: Imam Mahdi, Pasukan Panji Hitam dan pembebasan Palestina dalam Perang Akhir Zaman

Ibnu Hajar mengatakan, kemungkinan ilmu-ilmu yang disembunyikan itu adalah informasi tentang tanda-tanda kiamat. Apabila disampaikan akan terjadi kekacauan di akhir zaman dan kemungkinan akan diingkari oleh mereka yang tidak memercayainya.

Namun, menjelang akhir hayatnya, Abu Hurairah menyampaikan sebagian informasi rahasia itu kepada beberapa sahabat dekatnya dari kalangan tabi’in, yakni generasi kedua sepeninggal Rasulullah saw.

Dalam manuskrip itu telah tertulis beberapa peristiwa besar yang terjadi di dunia. Lengkap dengan nama-nama tokoh pelaku utamanya. Berikut berapa kutipan kejadian penting sesuai dengan terjemahan aslinya:

“Perang akhir zaman adalah perang dunia, yakni kali ketiga sesudah dua perang besar sebelumnya. Banyak sekali orang yang mati di dalam perang tersebut.”

“Perang itu dikobarkan oleh seorang laki-laki yang merupakan kucing besar di negeri gelas dengan mahkota di kepala … (teks tidak terbaca lagi).”

“Sementara, perang kedua dikobarkan oleh seorang laki-laki yang nama panggilannya adalah tuan besar dan seluruh dunia memanggilnya Hirr … (teks tidak terbaca).”

Kemudian, Abu Hurairah berkata, “Dalam hitungan tahun Hijriah sesudah 1300 tahun, mereka mengikat perjanjian yang di situ Raja Rum melihat bahwa perang semesta dunia mesti terjadi. Allah menghendaki terjadinya perang.”

“Waktu berjalan tanpa perjanjian dan perjanjian. Lalu, berkuasalah seseorang dari negeri Jirman yang bernama Al-Hirr yang ingin berkuasa di seluruh dunia, memerangi seluruh negeri salju dan kebaikan. Ia bergerak dengan murka Allah setelah beberapa tahun api menyala. Ia ingin membunuh rahasia Al-Rusy atau ar-Rus.”

“Dalam perang itu keluar seorang ratu dunia, pelaku makar dan pelacur, namanya Amirika. Ia menggoda dunia dengan kesesatan dan kekafiran.”

“Sementara itu, Yahudi di dunia saat itu berada di tempat yang tinggi. Mereka menguasai seluruh Al-Quds dan kota yang disucikan.”

“Di Tanah Isra Mikraj terjadi perang dunia, yang di situ Al-Mahdi memberi peringatan kepada orang-orang kafir yang tidak mau keluar.”

“Maka, orang-kafir dari seluruh dunia berkumpul untuk memerangi Al-Mahdi dengan jumlah yang sangat besar yang belum pernah terjadi sebelumnya.”

“Dalam kelompok kekuatan Yahudi al-Khazar dan Bani Israil masih terdapat kekuatan lain yang tidak diketahui jumlahnya.”

“Al-Mahdi melihat bahwa siksa Allah yang sangat mengerikan benar-benar telah datang dan tidak dapat diakhirkan lagi.”

Ghazwatul Hind

Selain manuskrip kuno di Istambul Turki, eskatologi Islam juga lekat dengan kabar tentang Ghazwatul Hind atau Ghazwa-e-Hind.

Ini adalah istilah dalam hadits yang merujuk pada suatu peristiwa perang besar-besaran yang diprediksi akan terjadi di India pada masa depan.

Istilah "ghazwa" secara harfiah berarti "kampanye militer" atau "perang", sementara "Hind" merujuk pada India. Beberapa hadits menyebutkan tentang Ghazwatul Hind, meskipun ada perdebatan di kalangan ulama tentang keaslian dan interpretasi hadits-hadits tersebut.

Nubuwah Rasulullah SAW tentang Ghazwatul Hind pun hingga kini multi tafsir di kalangan ulama.

Beberapa hadits menyatakan bahwa perang tersebut akan melibatkan tentara Muslim dari berbagai negara, termasuk Arab dan non-Arab, serta akan memunculkan kemenangan besar bagi umat Islam.

Beberapa hadits juga menggambarkan bahwa perang tersebut akan melibatkan kekuatan besar dari India dan bahwa kaum Muslim akan mengalami kesulitan dan kegagalan pada awalnya, tetapi kemudian akan meraih kemenangan.

Namun demikian, interpretasi dan pemahaman tentang Ghazwatul Hind bervariasi di kalangan ulama dan para ahli hadits, dan ada banyak pandangan yang berbeda mengenai apa yang mungkin terjadi di masa depan terkait dengan peristiwa ini.

Salah satunya diriwayatkan bahwa Abu Hurairah, yang mengatakan: "Utusan Allah berjanji bahwa kita akan menyerang India. Jika aku hidup (cukup lama) untuk melihatnya, maka aku akan mengorbankan diriku dan kekayaanku. Jika aku terbunuh, maka aku termasuk ke dalam golongan syahid, dan jika aku selamat, maka aku akan menjadi Abu Hurairah Al-Muharrar (yang terbebas dari Api Neraka)." [Sunan an-Nasa'i 3174, derajat Sahih].

Armageddon Ghazwatul Hind banyak sebagai gerbang dari perang besar akhir zaman dan ada yang menyebutnya Perang Dunia III. Yang menarik, dalam awal perang tersebut Pakistan yang mewakili umat Islam akan berperang dengan India yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan Zionis.

Argumentasi dan penjelasannya dapat ditelusuri dalam buku "Armageddon Peperangan Akhir Zaman - Menurut Al Quran, Hadits, Taurat dan injil" yang disusun oleh Wisnu Sasongko dan diterbitkan Gema Insani pada tahun 2003.   Armageddon adalah nama sebuah gunung di Palestina.

Arti Armageddon berasal dari bahasa Yunani, yaitu Ar berarti 'gunung', dan Mageddon=Magiddo adalah nama kota kuno di wilayah Israel sebelah utara.   Kota Magiddo terletak di pegunungan Samaria, yang membentang dari Magiddo di utara sampai ke Hebron di selatan.  

Dalam buku itu dijelaskan penulisnya bahwa Armageddon adalah peristiwa besar di akhir zaman, yaitu perang dunia terbesar di akhir zaman yang dimulai dari Magiddo.

Hakikat Armageddon adalah penghancuran ''kesombongan'', terutama kesombongan orang-orang kafir, baik Yahudi maupun Nasrani. Mereka sombong atau merasa bangga dengan kecanggihan senjata, bangga dengan kekuatan tentara -- yang semuanya itu tak ada artinya dalam Armageddon.

Segala senjata dan banyaknya tentara tak berarti di medan Armageddon. Armageddon adalah arena penampakan Qudratullah (kuasa Allah). Peperangan Armageddon mempunyai rentang waktu yang lama.

Peperangan tersebut menyeret semua negara ke dalam dua poros, yaitu poros kaum kafir yang dipimpin oleh Dajjal dan poros kaum Muslimin yang dipimpin oleh Al Mahdi bersama Isa Al Masih.

Dalam bukunya, Wisnu Sasongko membeberkan ''rahasia-rahasia'' masa depan yang sudah dijanjikan Allah kepada kaum Muslimin. Janji-janji tentang kemenangan, keagungan, dan kewibawaan yang akan diraih oleh umat Islam, asalkan mau senantiasa berjuang di jalan Allah. Hal itu ditegaskan oleh Allah dalam Al Quran dan Hadits.

Hal itu bisa semakin diperkuat dengan membaca buku "Fitnah & Petaka Akhir Zaman" yang ditulis oleh Abu Fatiah al- Adnani yang diterbitkan Granada Mediatama pada 2007.

Lantas bagaimana alur sejarah antara Pakistan dengan India jika ditinjau dari perspektif lain? Kita bisa menemukan itu dalam sebuah buku yang mengkaji pembentukan Pakistan dan alasan ekonomi untuk pemisahan.

Buku berjudul "How Pakistan Was Formed: The Economic Rationale for Partition" yang ditulis Dipak Basu dan ‎Victoria W. Miroshnik yang diterbitkan Lexington Books pada tahun 2023. Penulisnya menganalisis faktor-faktor lain dan melihat politik dan pengaruh Muhammad Ali Jinnah, Mahatma Gandhi, dan Jawaharlal Nehru.

Fakta sejarah juga mengungkapkan bahwa sudah terjadi perang beberapa kali antara Pakistan melawan India sejak dahulu sampai sekarang. Kita bisa membaca buku "Politik Dunia Selatan: Seri Pengantar Politik Global" yang dituls Richard W. Mansbach & Kirsten L. Rafferty yang terbit tahun 2021.

Buku digital ini dapat memberikan tambahan wawasan pengetahuan dan pencerahan bagi pembaca bagaimana memahami persoalan detail antara Pakistan dengan India.

Jika kita hendak melebarkan cakrawala pemahaman maka buku "Islamisme - Satu Plot dari Mesir, Pakistan dan Indonesia" yang ditulis Pdt. Dr. Elia Tambunan, S.Th., M.Pd dan diterbitkan Almuqsith Pustaka, cukup memberikan referens yang sangat bagus.  

Buku ini lebih fokus menunjukkan apa yang terjadi di dunia Islam, khususnya di Mesir, Pakistan dan Indonesia sehingga melahirkan Islamisme, maksudnya Islam sebagai gerakan politik.  

Penulisnya meyakini bahwa setting sosial saat itulah yang justru sangat kuat membentuk reaksi kaum Islamis, maksudnya Muslim yang mempersepsikan Islam sebagai gerakan politik, sehingga mereka menggunakan Islamisme untuk bisa hidup, bertahan, berkembang dan memilih kawasan urban sebagai episentrum wilayah dakwah mereka.  

Mimpi-mimpi Muhammad Qasim  

Ghazwatul Hind banyak diungkap kembali setidaknya sejak satu dekade terakhir mengirngi fenomena mimpi-mimpi Muhammad Qasim, seorang pemuda Pakistan.

Mimpi-mimpinya memang memiliki kesesuaian dengan beberapa peristiwa yang sudah terjadi namun sampai saat ini, namun Muhammad Qasim menolak untuk disebut sebagai calon Imam Mahdi.

Dalam berbagai wawancara yang dilakukan oleh stasiun TV dan media online di Pakistan, Muhammad Qasim menegaskan bahwa dirinya yang diperintah Allah SWT sejak 2014 sampai saat ini hanya menyebarkan mimpi-mimpi sebagai peringatan dan kabar gembira dari Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Muhammad Qasim secara tegas menolak dirinya disebut Imam Mahdi. Dalam eskatologi Islam, kemunculan Imam Mahdi bukan karena kemauan Imam Mahdi melainkan karena takdir Allah SWT yang pasti berlaku.

Bahkan Imam Mahdi sendiri tidak menyadari bahwa dirinya adalah Imam Mahdi melainkan setelah Allah mengislahkannya dalam satu malam, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist: "Al-Mahdi berasal dari umatku, yang akan diislahkan oleh Allah dalam satu malam." (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Kemunculan Imam Mahdi akan didahului oleh beberapa tanda-tanda sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa hadist:

1. Imam Mahdi akan muncul ketika banyak perselisihan antar manusia dan banyaknya gempa.

2. Baitullah akan diserang oleh suatu pasukan, tetapi bagian tengah pasukan tersebut akan ditelan bumi.

3. Seseorang akan dibaiat di antara makam Ibrahim dengan sudut Kabah.

4. Suatu pasukan yang datang dari negeri Syam menuju Baitullah untuk mengejar seorang lelaki yang dilindungi oleh Allah.

Ada ribuan literatur membahas tentang Imam Mahdi, pemimpin akhir zaman dalam eskatologi Islam. Rujukan-rujukan tersebut menguraikan kedatangan dan latar belakang kondisi dunia saa kedatangan Imam Mahdi bahkan saat Imam Mahdi memimpin dunia.

Kendati begitu, tak satupun dari sekian banyak literatur itu yang bisa menjelaskan dengan khusus dan terperinci tentang sosok Imam Mahdi.

Sebagai contoh, dua buku yang cukup komprehensif di seputar kemunculan Imam Mahdi bisa ditelusuri pada buku berjudul "Imam Mahdi: Dari Proses Pergerakan Hingga Era Kebangkitan" yang ditulis oleh Prof. Ali al-Kurani, tebit pada tahun 2015.

Sebagian dari mimpi-mimpi Muhammad Qasim telah dibukukan dan disebarluaskan melalui grup WhatsApp, YouTube, Instagram, dan diviralkan melalui Twitter.

Mimpi-mimpi Muhammad Qasim menguraikan tanda-tanda besar kiamat yang meliputi kedatangan Dajjal, Yajuj dan Majujj hingga kedatangan kedatangan Isa Al-Masih yang kemudian shalat berjamaah di belakang Imam Mahdi, serta gambaran perang besar melawan India atau Gazwatul Hind.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler