Dua gerhana dalam Ramadhan 1445 Hijriah dan dalil-dalil kuat kemunculan Imam Mahdi

19 Maret 2024, 04:52 WIB
Dua gerhana dalam Ramadhan 1445 Hijriah dan dalil kemunculan Imam Mahdi /Unsplash/Justin Dickey

WartaBulukumba.Com - Tak ada yang lebih menggemparkan dan lebih misterius dalam lembaran-lembaran eskatologi Islam selain sosok Imam Mahdi. 

Sosok inilah yang selama berabad-abad telah memicu diskursus ilmiah dan perdebatan pemikiran yang mengacu pada rujukan dalil-dalil kuat yang ada. Dan dua gerhana dalam bulan suci Ramadhan 1445 Hijriah hanya salah satu di antara dialektika tersebut.

Dua gerhana akan terjadi dalam bulan suci Ramadhan 1445 H. Pada 24-25 Maret 2024, gerhana bulan penumbra membelai langit, meredupkan cahaya bulan.

Kemudian, pada 8 April 2024, gerhana matahari total menari dengan gemulai, masih dalam bulan suci Ramadhan, memeluk Bumi dalam rengkuhan bayang-bayang. 

Baca Juga: Imam Mahdi, Pasukan Panji Hitam dan pembebasan Palestina dalam Perang Akhir Zaman

Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana menyampaikan dua fenomena astronomi tersebut tidak bisa diamati di Indonesia.

“Ada juga fenomena gerhana di tahun 2024, tetapi sayangnya tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun dapat dijadikan pertimbangan jika ingin merencanakan wisata atau ekspedisi mengejar gerhana,” tutur Farah, dikutip dari Brin.go.id pada Jumat, 15 Maret 2024.

Sebuah pertanyaan besar pun muncul: "Apakah kemunculan Imam Mahdi yang dibarengi tanda istimewa seperti gerhana dalam Ramadhan adalah bermakna kelahiran atau kemunculan secara fisik dan sudah siap untuk melakukann tugas sebagai Al Mahdi?"

Baca Juga: Perang akhir zaman: Pasukan Imam Mahdi menggunakan senjata super canggih?

Ada banyak dalil kuat berupa hadits shahih tentang kemunculan Imam Mahdi dan peran besarnya di akhir zaman. 

Ummu Salamah RA, berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Imam Mahdi itu dari keluargaku dari keturunan anak Fatimah.” (Sunan Abu Dawud Kitab Al-Fitan wal-Malahim. Bab Dzikru al-Mahdi, Ibn Majah, Al Hakim dan At Thabra).

Haditsh lainnya, Abu Sai’id al-Khudriy RA berkata: Rasulullah SAW, bersabda: ”Imam Mahdi dari keluargaku, lebar dahinya, mancung hidung-nya, pada masanya dunia penuh keadilan dan kedamaian serta kejujuran, sebagaimana sebelumnya penuh dengan kezaliman dan kemaksiatan, ia akan menjadi khalifah dimuka bumi selama tujuh tahun.” (HR. Abu Dawud, Kitab al-Fitan wal-Malahim. Bab Dzikru al- Mahdiy).

Dalam perspektif yang melalui kajian berdasarkan metodologi ilmiah, kita juga bisa menelusuri pengetahuan penting ini, salah satunya dalam buku "Imam Mahdi: dari proses gerakan hingga era kebangkitan" yang ditulis Prof. Ali al-Kurani, diterbitkan tahun 2004 oleh penerbit Misbah.

Baca Juga: Isyarat penting Rasulullah SAW tentang Imam Mahdi: Memperoleh petunjuk lewat mimpi

Gerhana matahari dan bulan (1981 dan 1982)

Jika merujuk pada dalil-dalil tentang tanda kemunculan Imam Mahdi dengan berdasarkan gerhana, maka sudah ada beberapa peristiwa yang telah terjadi.

“Sebelum kemunculan Imam Mahdi, akan berlaku secara berturut-turut dua gerhana pada bulan Ramadhan.” (Ibn Hajar Al haitami, Al Qaul Al Mukhtasar fi ‘alamat Al mahdi Al Muntazar).

“Akan ada dua gerhana matahari di bulan Ramadhan sebelum kedatangan Al Mahdi.” (Mukhtasar Tazkirah Qurtubi).

“Telah sampai kepadaku bahwa sebelum Al Mahdi datang, bulan akan gerhana dua kali di bulan Ramadhan.” (Diriwayatkan oleh Abu Nu’aym dalam al-Fitan)

“Gerhana matahari di pertengahan bulan Ramadhan dan gerhana bulan di akhirnya.” (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, halaman 37).

Bintang berekor (1986)

Bintang berekor atau komet pernah tercatat melintasi bumi pada tahun 1986. Komet ini merupakan sebuah bintang terang bersinar yang melintas dari Timur ke Barat.

Peristiwa ini terjadi setelah gerhana matahari dan bulan pada tahun 1981 dan 1982.

“Sebelum kemunculan Imam Mahdi, sebutir bintang berekor akan muncul dari arah timur.” (Ibn Hajar Al Haitami, Al Qaul Al Mukhtasar fi ‘alamat Al Mahdi Al Muntazzar)

“Munculnya bintang itu akan terjadi setelah gerhana matahari dan bulan.” (Al-Muttaqi al-Hindi, Al-Burhan fi Alamat al-Mahdi Akhir al-zaman, hal. 32)

Perang di bulan Syawal

“Akan ada huru hara di bulan Syawal, pembicaraan tentang perang di bulan Dzulqae’dah dan pecahnya perang di bulan Dzulhijjah." (Allamah Muhaqqiq Ash-Sharif Muhammad ibn ‘Abd al-Rasul, Al-Isaatu li Asrat’is-saat, hal. 166)

Tiga bulan yang dimaksudkan dalam hadits ini bertepatan dengan bulan-bulan berkecamuknya Perang Iran-Iraq.

Pemberontakan pertama di Iran berlangsung pada 5 Syawal 1398 (8 September 1976), seperti yang ditunjukkan oleh hadits ini, dan perang meletus antara Iran dan Iraq pada bulan Dzulhijjah 1400 (Oktober 1980).

Semua peristiwa itu terjadi dalam jarak tahun yang dekat.

Berawal dari tahun 1976 ketika huru hara pertama pemberontakan atas Raja Iran yaitu Shah Iran Pahlevi (jatuh pada tahun 1979) pada bulan Syawal. Dan peperangan Iran-Iraq pada tahun 1980 pada bulan Dzulhijjah.

Setelah itu terjadi dua gerhana dalam bulan Ramadhan pada tahun 1981-1982 selama dua tahun berturut-turut. Dan disusul komet Halley mendekati bumi dari arah timur ke barat pada tahun 1986.

Jika benar peristiwa-peristiwa itu menandakan kemunculan Imam Mahdi maka bisa diasumsikan kemunculan Imam Mahdi dalam konteks ini adalah kelahiran. Jika benar demikian, maka Imam Mahdi saat ini telah berusia lebih 40 tahun.

Banyak pendapat yang menyatakan bahwa tahun 1981 atau 1982 ketika terjadiya dua gerhana dalam 1 bulan Ramadhan adalah tahun kelahiran Imam Mahdi.

Berikut beberapa dalil kuat lainnya di seputar tanda kemunculan Imam Mahdi ke dunia.

Rasulullah SAW bersabda: “Andaikan dunia tinggal sehari sungguh Allah akan panjangkan hari tersebut sehingga diutus padanya seorang lelaki dari ahlul bait ku namanya serupa namaku dan nama ayahnya serupa nama ayahku. Ia akan penuhi bumi dengan kejujuran dan keadilan sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman dan penganiayaan.” (HR Abu Dawud 9435).

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antara-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman.” (HR Ahmad 10898).

Sayyidina Ali Ra berkata: “Sebelum munculnya al-Mahdi, pasukan berkuda as-Sufyani akan menyerang Kufah. Penduduk Khurasan pula (sibuk) keluar mencari al-Mahdi. Kemudian penduduk Khurasan itu bertemu dengan pasukan al-Hasyimi (yang berada) di tengah-tengah Panji-panji Hitam, di bawah pimpinan Syuaib bin Saleh. Penduduk Khurasan (yang dipimpin oleh at-Tamimi dan al-Hasyimi) berpapasan dengan pasukan as-Sufyani di kawasan yang berbatu dan terus terjadi pertempuran yang sengit. Dalam pertempuran itu, yang unggul adalah pasukan yang membawa Panji-panji Hitam, manakala pasukan as-Sufyani melarikan diri. Ketika itulah umat manusia (sangat-sangat) berharap agar dapat menemui al-Mahdi, dan mereka terus mencarinya.”

Dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah SAW bersabda: “Kemudian Urwah bin Muhammad as-Sufyani menghantar sepasukan tentara berkudanya ke Kufah seramai 15,000 orang, kemudian mengutus pasukan tentara yang lain seramai 15,000 orang juga, yang berkendaraan, menuju ke Makkah dan Madinah untuk memerangi al-Mahdi dan para pengikutnya. Maka pasukan tentara yang pertama tadi sampai ke Kufah, berhasil menaklukkan kota itu, lalu memusnahkan apa saja, dari kaum perempuan dan anak-anaknya, di samping membunuh setiap lelaki, merampas segala harta-benda yang ada lalu pulang semula (kepada as-Sufyani). Maka (pada ketika itu juga) datanglah suatu kaum yang gagah berani (sihat) dari arah Timur, yang mana mereka itu mengikut Amir min Umarak dari (keturunan) Bani Tamim yang dikatakan dia itu (adalah) Syuaib bin Saleh. Maka dia datang menyelamatkan setiap yang ada daripada tawanan mereka (wanita dan anak-anak tadi) lalu (segera) bertolak pula ke Kufah. Pasukan tentara yang kedua pula, sampai ke kota Madinah, lalu memerangi dan memusnahkannya selama tiga hari.”

Benarkah Ramadhan 1445 Hijriah dan dua gerhana di dalamnya merupakan tanda besar kemunculan Imam Mahdi? Wallahu a'lam bisshawab.***

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler