Sejarah 1 Muharram: Keputusan Khalifah Umar didukung Ustman bin Affan

19 Juli 2023, 16:48 WIB
Santri Ponpes Daarul Inayah bersama warga gelar pawai obor peringati tahun baru islam 1 muharram 1445 hijriah / /Foto :Deni Supriatna /Galamedia News/


WartaBulukumba - Malam hari yang gelap menyimbolkan zaman kegelapan tetiba ditimpa cahaya obor-obor dalam pawai. Tradisi itu merengkuh berbagai daerah di Nusantara sejak zaman dahulu saban menyambut momen bersejarah Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 Hijriah.

Tahun Baru Islam 1 Muharram 1dalam simbol cahaya yang meliuk-liuk, mengukir langit dengan warna-warni kehidupan juga selalu diwarnai gema takbir dan tahlil yang mengalun di udara, menggetarkan hati semua yang hadir. Suatu momen yang membangkitkan semangat dan kekhusyukan dalam menyambut awal Tahun Baru Islam yang penuh harapan.

Dalam cahaya obor, detik-detik bersejarah Muharram adalah juga semburat sejarah hijrah Rasulullah SAW.

Baca Juga: Sejarah 1 Muharram: Penetapan Tahun Baru Islam sempat diwarnai perdebatan

Tepat pada 1 Muharram, terukir dalam sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Suatu peristiwa yang melambangkan peralihan dari masa jahiliyah ke masyarakat madani yang menganut prinsip-prinsip Islam.

Namun, kata "Muharram" sendiri memiliki arti yang menarik. Lafaz itu membawa pesan "dilarang". Sebelum ajaran Islam datang, bulan Muharram telah dihormati oleh masyarakat Arab Jahiliyah.

Dalam bulan yang mendekati hati, terdapat ruang dan peluang untuk merenung dan menghadapi masa depan yang akan datang.

Baca Juga: Inilah amalan Asmaul Husna untuk berbagai hajat termasuk rezeki berkah dan berlimpah

Penentuan Tahun Baru Islam

Dalam buku "Sejarah Peradaban Islam: Masa Khulafa Rasyidin" karya Saiful Bahri yang diterbitkan pada tahun 2018 oleh Pustaka Aufa Media, terdapat pembahasan yang mendalam mengenai peristiwa 1 Muharram dan pengaruhnya dalam peradaban Islam.

Kita juga bisa temukan dalam buku "Sejarah Islam Periode Klasik" yang ditulis oleh Ahmad Choirul Rofiq dan diterbitkan oleh Gunung Samudera pada tahun 2017.

Pada tahun 17 Hijriyah, Gubernur Abu Musa Al-Asyari mengirim surat kepada Khalifah Umar Bin Khatab, mengungkapkan kebingungannya tentang surat yang tidak mencantumkan tahun. Umat Muslim saat itu masih menggunakan penanggalan Arab pra-Islam yang hanya mencantumkan bulan dan tanggal. Masalah ini menyulitkan Gubernur dalam mengarsip dokumen.

Baca Juga: Rahasia amalan dan keutamaan Asmaul Husna untuk raih kekayaan spiritual dan materi

Keputusan Khalifah Umar

Untuk mengatasi masalah ini, Khalifah Umar mengumpulkan tim yang terdiri dari Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf RA, Utsman bin Affan, Zubair bin Awwam RA, Sa’ad bin Waqqas, dan Thalhan bin Ubaidillah. Mereka membahas penentuan tahun pertama, dengan usulan seperti tahun kelahiran Nabi, tahun wafatnya, tahun pengangkatannya menjadi Rasul, dan tahun hijrah ke Madinah.

Pemilihan Bulan Pertama dalam Tahun Hijriyah Pemilihan bulan pertama dalam susunan tahun Hijriyah menghadirkan perdebatan di kalangan umat Islam. Ali bin Abi Thalib menyampaikan usulan tentang pentingnya peristiwa hijrah Rasulullah dari Mekkah ke Madinah sebagai titik awal tahun Islam, melambangkan peralihan dari masa jahiliyah ke masyarakat madani yang menganut prinsip-prinsip Islam.

Namun, Khalifah Umar memutuskan untuk memilih bulan Muharram sebagai bulan pertama dalam penanggalan tahun Hijriyah. Keputusan ini didukung oleh Utsman bin Affan. Alasan di balik pemilihan bulan Muharram adalah karena meskipun hijrah dilakukan pada bulan Rabi' al-Awwal, perjalanan hijrah itu sendiri dimulai sejak bulan Muharram.

Baca Juga: Rahasia amalan dan keutamaan Asmaul Husna untuk raih kekayaan spiritual dan materi

Khalifah Umar menjelaskan bahwa gagasan tentang hijrah muncul setelah beberapa sahabat Nabi memberikan baiat kepada Nabi Muhammad, yang terjadi pada akhir bulan Dzulhijjah. Dan bulan yang menyusul setelah Dzulhijjah adalah bulan Muharram. Oleh karena itu, bulan Muharram dipilih sebagai awal tahun Hijriyah untuk mencerminkan momen penting dalam sejarah hijrah.

Dalam perbedaan pendapat mengenai bulan pertama dalam tahun Hijriyah, pemilihan bulan Muharram oleh Khalifah Umar sebagai awal Tahun Baru Islam menjadi keputusan yang diterima dan diikuti oleh umat Islam hingga saat ini.

Pemilihan tersebut melambangkan komitmen umat Islam dalam menghargai dan menjaga warisan sejarah mereka.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler