WartaBulukumba.Com - Hari lebaran di Bulukumba, kabupaten di ujung selatan Sulawesi, bukan sekadar perayaan akhir Ramadan. Ini adalah mosaik budaya, aroma, dan warna yang menyatu dalam kemeriahan sosial.
Lebaran di sini bisa dirasakan sebagai partikel semesta di lembaran tradisi. Dan, di tengah-tengahnya terdapat sebuah pilar yang tak tergantikan: kuliner lebaran.
Keunikan budaya ini juga tercermin dalam bagaimana mereka merayakan Lebaran. Bukan hanya sekadar berkumpul dan bermaafan, namun juga momen untuk merenungkan dan memperbarui ikatan sosial.
Baca Juga: Ide takjil anti mainstream: Resep kue kopilangi khas Bulukumba
Di antara pesta kuliner lebaran di Bulukumba, terdapat satu hidangan khas yang selalu mencuri perhatian: tape ketan hitam.
Hidangan ini bukan hanya menawarkan kelezatan yang menggugah selera, tetapi juga merupakan sebuah simbol kultural yang kaya akan makna.
Bahan utamanya, ketan hitam, adalah biji-bijian yang telah lama dikenal di Sulawesi Selatan. Ditambah dengan ketan putih dan ragi tape, hidangan ini menggabungkan kekayaan rasa dan tradisi.
Baca Juga: Kue kering lebaran favorit di Bulukumba: Resep nastar gulung isian selai nanas
Proses pembuatan
Cara pembuatannya sederhana, namun penuh dengan nilai-nilai kesabaran dan kecermatan.