WartaBulukumba.Com - Di pasar-pasar tradisional Bulukumba, warisan kuliner berupa kue jipang bagai permadani yang teranyam dari butir-butir beras ketan, mengembang menyerupai permata kasar yang disulap oleh sengatan api.
Teksturnya yang renyah membisikkan kisah masa lalu Bulukumba, sebuah bisikan yang pecah saat digigit, melepaskan kenangan-kenangan yang manis dan lengket.
Gula aren yang dilelehkan dalam lipatan-lipatan kue ini menjadi saksi proses metamorfosis, mengikat setiap serpihan beras menjadi sebuah kesatuan yang garing namun menggoda.
Baca Juga: Dana Mitra Tani Bulukumba menjajaki kerjasama dengan Kedai Kopi Litera
Strategi Pengembangan Produk Kue Jipang
Permata kuliner ini sangat mudah dijumpai di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, khususnya di Desa Bajiminasa.
Sebuah desa yang sederhana namun kaya dengan warisan budaya dan tradisi. Selain kekuatan dari sektor pertaniannya yang tangguh, desa ini juga mengandung potensi tak tergali lainnya: kue jipang.
Pada sebuah diskusi hangat di Selasa malam, 23 April 2024, suasana di Desa Salassae, beberapa kilometer dari Desa Bajiminasa, dipenuhi oleh semangat kolaboratif.
Di markas Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS), terlihat kelompok anak muda yang antusias membahas masa depan yang lebih cerah terkait kue jipang.