WrtaBulukumba - Serangan 'operasi militer khusus' Rusia ke Ukraina, yang bagi Barat adalah 'invasi', telah memasuki pekan keempat, menewaskan ratusan warga sipil, serta menciptakan kota-kota menjadi puing-puing.
Situasi perang pun telah melahirkan krisis kemanusiaan saat jutaan warga sipil meninggalkan Ukraina.
Dilansir WartaBulukumba.com dari Reuters pada Jumat, 18 Maret 2022, Presiden AS Joe Biden dijadwalkan hari ini berbicara dengan pemimpin China Xi Jinping untuk membahas perang Rusia vs Ukraina.
Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis, Amerika Serikat harus menekan China untuk tidak memberikan dukungan kepada Rusia dalam invasinya ke Ukraina.
"Kedua pemimpin akan membahas pengelolaan persaingan antara kedua negara kami serta perang Rusia melawan Ukraina dan masalah lain yang menjadi perhatian bersama," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki.
Seruan itu muncul setelah penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengadakan pembicaraan selama tujuh jam di Roma dengan diplomat China Yang Jiechi pada Senin, memperingatkan Beijing untuk tidak mendukung Presiden Rusia Vladimir Putin dalam invasinya ke Ukraina.
Baca Juga: Ukraina tudung Rusia mengebom teater Mariupol tempat berlindung warga sipil termasuk anak-anak
Ditanya pihak mana yang meminta panggilan itu, seorang pejabat pemerintah mengatakan itu disepakati bersama di Roma.