Pemilu Turki berpotensi menggeser Erdogan

14 Mei 2023, 18:53 WIB
Presiden Turki Tayyip Erdogan saat bertemu dengan orang-orang setelah gempa bumi mematikan di Kahramanmaras. /Murat Cetinmuhurdar/Kantor Berita Kepresidenan/Handout via REUTERS/

WartaBulukumba - Berbaris mengantre dalam harapan yang mengalir panjang untuk masa depan Turki, rakyat di negeri itu memberikan suara dalam Pemilu pada Ahad, 13 Mei 2023.

Inilah salah satu Pemilu paling penting dalam sejarah 100 tahun Turki modern. Turkiye adalah sebuaah wajah Islam yang unik lantaran tetap kokoh dibalut sistem sekuler.

Merebak analisa dari sejumlah pengamat politik, Pemilu ini dapat menggeser Presiden Tayyip Erdogan dan menghentikan jalur pemerintahannya.

Baca Juga: Kisah anak-anak perang di Jalur Gaza dan Tepi Barat Palestina

Pemilihan berlangsung tiga bulan setelah gempa bumi di tenggara Turki menewaskan lebih dari 50.000 orang. Banyak provinsi yang terkena dampak telah menyatakan kemarahan atas lambatnya tanggapan awal pemerintah, tetapi hanya ada sedikit bukti bahwa masalah tersebut telah mengubah cara orang akan memilih.

Pemungutan suara akan memutuskan tidak hanya siapa yang memimpin Turki, negara anggota NATO berpenduduk 85 juta jiwa, tetapi juga bagaimana negara itu diatur, ke mana arah ekonominya di tengah krisis biaya hidup yang mendalam, dan bentuk kebijakan luar negerinya.

Jajak pendapat telah memberikan penantang utama Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, yang memimpin aliansi enam partai, sedikit memimpin, dengan dua jajak pendapat pada hari Jumat menunjukkan dia di atas ambang batas 50% yang diperlukan untuk menang langsung. 

Baca Juga: Inilah persamaan Mother's Day di Amerika Serikat dengan Hari Ibu di Indonesia

Melansir Reuters pada Ahad, Tempat pemungutan suara dalam pemilihan, yang juga untuk parlemen baru, ditutup pada pukul 17:00. 

"Saya melihat pemilihan ini sebagai pilihan antara demokrasi dan kediktatoran," kata Ahmet Kalkan, 64, ketika dia memilih Kilicdaroglu di Istanbul, menggemakan kritik yang takut Erdogan akan memerintah lebih otokratis jika dia menang.

"Saya memilih demokrasi dan saya berharap negara saya memilih demokrasi," kata Kalkan, seorang pensiunan pekerja sektor kesehatan.

Baca Juga: Alien Abduction: Amy Rylance diculik UFO yang paling meyakinkan di abad ke-21 dengan bukti 100%

Erdogan, 69 tahun dan seorang veteran dari selusin kemenangan pemilu, mengatakan dia menghormati demokrasi dan menyangkal menjadi diktator.

Menggambarkan bagaimana presiden masih mendapat dukungan, Mehmet Akif Kahraman, juga memberikan suara di Istanbul, mengatakan Erdogan masih mewakili masa depan bahkan setelah dua dekade berkuasa.

"Insya Allah, Turki akan menjadi pemimpin dunia," katanya.***

Editor: Nurfathana S

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler