WartaBulukumba - Dentum artileri, ledakan bom, berpadu jerit tangis di tengah kepulan asap dan reruntuhan adalah 'makanan sehari-hari' bagi Bumi Palestia. Dan di sana selama beberapa dekade telah lahir 'anak-anak perang'.
Palestina telah menjadi negeri para pemberani sekaligus tanah syuhada, bukan hanya bagi orang-orang dewasa yang berjuang dalam medan-medan tempur maupun intifadah.
Palestina adalah juga milik anak-anak perang yang ikut melemparkan batu dan mengetapel tank-tank lapis baja serdadu Zionis. Sebagian dari mereka bertumbuh dewasa dan tetap melakukan aksi-aksi serupa hingga saat ini. Sebagian lainnya tidak sempat mengalami masa dewasa karena gugur.
Baca Juga: 400 warga Palestina ditangkap oleh polisi Zionis, Liga Arab gelar pertemuan darurat
Dalam sejumlah peristiwa, roket-roket dan mesin perang tentara Zionis adalah pembunuh terkejam bagi anak-anak Palestina.
Mengutip laporan UNESCO di laman Unicef.org, sebanyak tiga belas anak Palestina tewas di Tepi Barat sejak Januari 2022
UNICEF telah mengulangi seruan untuk melindungi semua anak, setiap saat di area berbahaya konflik Palestina-Zionis Israel.