Memahami Linkin Park sebagai defenisi sebuah generasi pembentuk arah baru

- 21 Maret 2021, 14:02 WIB
Linkin Park
Linkin Park /Instagram.com/@linkinpark

WartaBulukumba - Linkin Park kerap dianggap mendefinisikan sebuah generasi dan membentuk arah baru bagi dunia musik melalui kombinasi pertemuan berbagai genre musik.

Sejak menahbiskan diri sebagai grup musik rock alternatif, Linkin Park telah bereksperimen dengan aliran heavy metal, hard rock, hip hop, pop, dan electronica.

Memulai pengembaraan di belantara musik pada 1996, Mike Shinoda di posisi vokalis dan multi-instrumentalis, Brad Delson sebagai gitaris, Dave Farrell sebagai bassis, Joe Hahn sebagai DJ, dan Rob Bourdon sebagai drummer yang merupakan pendiri band ini, eks personel adalah Chester Bennington dan Mark Wakefield sebagai vokalis utama serta bassis Kyle Christner. 

Baca Juga: Peretas Swiss membobol Intel dan Nissan

Mereka mencapai puncak melalui album debut Hybrid Theory (2000) yang diganjar sertifikasi Diamond oleh RIAA.

Album kedua Meteora (2003) memuncaki Billboard 200, lalu diikuti tur konser yang menjelajahi planet ini disertai beberapa konser amal. Genre nu metal dan rap metal adalah eksperimen yang sukses di album ketiga mereka, Minutes to Midnight (2007). Dan lagi-lagi memuncaki Billboard 200.

Vokalisnya, Chester Bennington bunuh diri pada 20 Juli 2017. Ia mengakhiri usianya saat menginjak  41 tahun. Jasad kaku vokalis berpotongan rambut cepak ini ditemukan di rumahnya di Palos Verdes, dekat Los Angeles, California, Amerika Serikat.

Baca Juga: Xenia dan Avanza 'raib' di 'etalase' Daihatsu dan Toyota, ini pemicunya

Berbagai penghormatan dilakukan banyak pihak. Salah satunya oleh kelompok musik Cold Play. Pada sebuah tur di Amerika Utara, Chris Martin personel Cold Play membawakan lagu Crawling solo pada piano di konser New Jersey, sebulan pasca kematian vokalis Linkin Park, seperti dikutip dari The Guardian, 2 Agustus 2017.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x