Sejarah Kapal Pinisi ada di Google Doodle hari ini, harganya sangat fantastis!

- 7 Desember 2023, 17:05 WIB
Annyorong Lopi: Ritual sakral masyarakat Bulukumba melepas perahu Pinisi ke laut
Annyorong Lopi: Ritual sakral masyarakat Bulukumba melepas perahu Pinisi ke laut /Tangkapan layar Instagram.com/@ emenardiansyah

Salah satu dari ke tujuh perahu yang dibangun perusahaan tersebut dibuat dengan type pinisi dalam bentuk aslinya tetapi didesain untuk perahu layar motor (PLM). Menurut penuturan para tukang saat itu (1962) inilah pinisi yang pertama menggunakan mesin. Dengan pemakaian mesin tersebut, oleh tukang ahli dilakukan penyesuaian pada bagian belakang ujung lunas dengan memasang linggi tegak lurus (tiang bos) untuk tumpuan as baling–baling. Pada ketinggian tertentu barulah dipasang Sotting belakang. Pembuatan pinisi yang dimotorisasi ini dengan bobot 30 GT ditangani oleh panrita Alla Raja.

Dan, jauh sebelum itu, menurut Muhammad Arief Saenong bahwa pada tahun 1972 di Bulukumba pernah dibangun dua buah perahu pinisi yang dimotorisasi atas bantuan presiden waktu itu dan dikerjakan oleh Panrita Inga’ Dg. Raja. Proyek ini diberi nama “Proyek Toddo’puli” yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk melestarikan perahu pinisi yang mulai mengalami kelesuan. Sehubungan dengan proyek Toddo’puli, ada enam buah pinisi yang dimotorisasi dibuat di Sulawesi Selatan. Dua di antaranya dibangun di Jeneponto (Pallengu dan Nasara) dan empat lainnya dibangun masing-masing satu buah di Takalar; Mamuju; Bone; dan Bulukumba. Pada 1979 di Pallengu pernah pula dibangun sebuah perahu Pinisi yang diberi nama “Sinar Habibie” dan peluncurannya disaksikan langsung oleh B.J. Habibie selaku Menristek waktu itu.”

Besarnya potensi budaya yang ada di Bulukumba memunculkan banyaknya usul dari berbagai pihak, salah satunya adalah Muhammad Arief Sanong yang mengharapkan kehadiran museum di Bulukumba. Kehadiran museum dirasa semakin mendesak guna melestarikan sumberdaya budaya tersebut mengingat budaya mempunyai sifat yang langka, tidak dapat diperbaharui, rapuh dan tidak tergantikan.

Nenek moyang kapal Pinisi

Ada pendapat yang menyatakanbahwa Palari adalah 'nenek moyang' Kapal Pinisi. Palari digunakan oleh orang-orang Ara dan Lemo Lemo, untuk mengangkut barang dan orang. Kapal ini dilengkapi dengan sistem layar yang dikenal sekarang sebagai sistem layar Pinisi. Inilah yang membuatnya kemudian lebih dikenal dengan nama "Pinisi". Di Singapura, Palari dikenal sebagai "Kapal dagang Makassar".

Dalam bahasa Makassar dan Bugis yaitu palari berarti 'pelari' atau merujuk pada makna: gesit, cepat, trengginas.

Secara keseluruhan, palari memiliki panjang sekitar 50–70 kaki (15,24–21,34 m), dengan garis air saat muatan ringan 34–43 kaki. Layar dibangun menggunakan kanvas ringan, sedangkan bagian atasnya adalah kain linen. Awaknya sekitar 7–8 orang. Ia dikemudikan menggunakan kemudi samping ganda. Dalam kondisi yang menguntungkan, kecepatannya bisa mencapai 9–10 knot. Sebuah kapal Palari dengan garis air 30 kaki dapat membawa hampir 22,7–25 ton)

Pada palari tahun 1920–1930-an, para kru tidur di rak sempit yang digantung dengan tali di bawah geladak. Secara tradisional, kapten memiliki kabin buritan kecil dengan panjang 2 m dan tinggi 1 m, di bawah papan dek. Penumpang tertentu memiliki kabin sementara yang dibangun di geladak.

Memasak dilakukan di perapian memasak dari tanah liat di kotak yang bisa dipindah-pindahkan setinggi sekitar 1–2 m. Mereka kadang-kadang memiliki seorang wanita di atas perahu sebagai juru masak, kadang-kadang dia adalah istri sang kapten. Toiletnya terletak di belakang, tergantung di atas buritan. Air disimpan di jeriken, drum, and pot-pot dan para kru bertahan hidup dengan makan nasi.

Mengapa diberikan nama kapal Pinisi?

Mengapa diberikan nama kapal Pinisi? Sejauh ini, ada beberapa versi sejarahnya merujuk pada budaya, bahasa, manuskrip kuno dan berbagai literatur yang ada.

Sumber lain menyatakan bahwa nama pinisi berasal dari kata panisi (kata Bugis, berarti "sisip"), atau mappanisi (menyisipkan), yang mengacu pada proses mendempul.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah