Memahami Karl Marx, antara teori pertentangan kelas dan pertentangan teori di kepalanya sendiri

- 31 Maret 2021, 17:11 WIB
Ilustrasi: Karl Marx
Ilustrasi: Karl Marx /Karawangpost/wal/pixabay

Stuart Jeffries, seorang penulis di rubrik Pendapat Komunisme, The Guardian edisi 5 Mei 2018, mengungkapkan keresahannya bahwa Marx tidak meramalkan Facebook, tetapi dia memahami esensi model bisnis Mark Zuckerberg, yang tentunya lebih baik daripada yang dilakukan senator Amerika pada audiensi kongres bulan lalu. 

Stuart Jeffrie dalam paragraf sama menuliskan: “Kaum borjuis,” tulis Marx dan Engels, dengan indah, “tidak meninggalkan hubungan lain antara manusia dan manusia selain kepentingan pribadi yang telanjang, selain 'pembayaran tunai' yang tidak berperasaan. Itu telah menenggelamkan ekstasi paling surgawi dari semangat religius, antusiasme kesopanan, sentimentalisme filistin, dalam air es perhitungan egois."

Baca Juga: Seberapa menarik Vagabond sehingga menuai penasaran penggemarnya menanti Sesion 2?

Facebook, tak terkecuali Amazon dan Google, telah menjadikan manusia sebagai aset yang bisa dieksploitasi. Yang merupakan jenis jenius.

Schuetrumpf adalah kepala penerbit Karl Dietz Verlag, yang mengkhususkan diri pada karya-karya komunis. Schumetrumpf berbicara di depan buku terlarisnya yaitu edisi asli "Das Kapital," karya Marx and Friedrich Engels yang pertama kali terbit tahun 1867.

"Tahun 2005 laku 500 buku, tahun 2006 laku 800 dan tahun 2007 laku 1300 buku.Selama sembilan bulan tahun 2008, laku 1.500 buku. Dari segi angka tidak luar biasa, tapi dari segi pertumbuhan, mengesankan," kata editor militan yang menawarkan kue khas Rusia kepada para pengunjung.

Baca Juga: Partai Demokrat kubu Moeldoko tersungkur, Kemenkumham resmi tolak KLB Deli Serdang

"Tentu saja ada pembaca muda yang membeli tapi tidak akan pernah selesai membacanya karena buku itu sangat 'berat' dan menuntut pembacanya menyimak," kata Schuetrumpf. "Tapi saya merasakan ada kecenderungan sebenarnya untuk kembali membaca Marx," katanya.

"Seiring banyaknya negara maju yang berada di ambang resesi, kelompok masyarakat yang kembali merasa perlu membaca Karl Marx adalah kelompok yang resah," katanya. -

Sejak awal Karl Marx ingin dilihat sebagai ilmuwan dan bukan filsuf. Pemikirannya dilandasi oleh analisanya mengenai kerja. Manusia adalah "hewan yang memproduksi dirinya sendiri“, begitu tulis dua editor, Siegfried Landshut dan J. P. Meyer. Untuk bisa menganalisanya, Marx membutuhkan pengetahuan ekonomi. Ini didapatkannya dari temannya, Friedrich Engels.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah