Puluhan ribu perempuan Australia serukan keadilan gender bagi korban pelecehan seksual

- 15 Maret 2021, 21:26 WIB
Ilustrasi perempuan
Ilustrasi perempuan /Pixabay/StockSnap/

WartaBulukumba - Masalah kekerasan berbasis gender, pelecehan seksual, dan pemenuhan hak-hak atas perempuan tak pernah tuntas untuk diperjuangkan.

Begitu pun mereka yang berdiri di garis perjuangan, tak pernah dihinggapi rasa putus asa. Perjuangan untuk memperoleh dan mempertahankan hak-hak mereka terus berkobar di dada mereka.

Di Australia pada Senin 15 Maret 2021, puluhan ribu perempuan kembali tumpah ruah di halaman gedung parlemen dan di beberapa titik di negeri kanguru itu.

Baca Juga: Kejar pertumbuhan ekonomi, Andi Utta dorong peningkatan produksi melalui kolaborasi

Mereka menyerukan kesetaraan dan keadilan gender bagi korban pelecehan seksual.

Perlakuan diskriminasi dan perilaku buruk baru-baru ini yang terjadi di beberapa kantor politik tertinggi Australia juga menjadi pemantik kobaran demonstrasi pada hari itu.

Tubuh mereka berbalut pakaian hitam. Konon, warna itu menandakan kekuatan dan duka. Penuh semangat mereka meneriakkan, "Kami tidak akan dibungkam."

Baca Juga: Sungguh sulit menuliskan nama 'Memphis' di Twitter

Di Melbourne, perempuan-perempuan tangguh itu membawa spanduk putih sepanjang satu meter bertuliskan sederetan nama perempuan yang tewas akibat kekerasan gender sejak 2008.

Mereka yang memadati halaman Gedung Parlemen di Canberra bersiap untuk menyampaikan dua petisi yang menuntut adanya perubahan.

Pemimpin partai politik oposisi keluar untuk ikut bergabung dalam kerumunan di Canberra.

Baca Juga: Pengaduan konsumen didominasi terkait 'e-commerce'

Delegasi penyelenggara menolak undangan untuk bertemu dengan Perdana Menteri Scott Morrison secara pribadi.

“Kami berada 200 meter dari kantornya dan tidak pantas bagi kami untuk bertemu di balik pintu tertutup, terutama ketika kami berbicara tentang pelecehan seksual yang terjadi di balik pintu tertutup,” ungkap Janine Hendry, salah satu penyelenggara kepada Reuters.

Dalam kasus yang baru-baru ini diajukan, skandal tuduhan pemerkosaan yang dilakukan oleh Jaksa Agung Christian Porter mencuat ke publik namun dirinya membantah keras tuduhan itu.

Baca Juga: Balada Ronaldo dan Messi di Liga Champions, fans mereka kehilangan

Dia pun mengajukan proses pencemaran nama baik ke Pengadilan Federal Australia pada Senin 15 Maret melawan Australian Broadcasting Corp (ABC) atas artikel berita tentang dugaan pemerkosaan itu.

Selain Porter, salah seorang penasihat politik senior Partai Liberal juga terseret dalam tuduhan yang sama oleh beberapa wanita.

Menurut Morrison, Australia telah membuat langkah besar menuju kesetaraan gender selama bertahun-tahun, meskipun dia mengakui hal tersebut masih jauh dari selesai dan dia berbagi keprihatinan kepada para demonstran.

Baca Juga: Untuk kedua kalinya TikTok 'membuat kesalahan' di Pakistan

Di kota tepi Pantai Torquay, pengunjuk rasa berbaris di pantai dan menuliskan kata "justice."

“Awal dari solusinya cukup sederhana; membuat keributan,” kata Grace Tame yang merupakan penyintas kekerasan seksual dan advokat di Australian of the Year kepada kerumunan di Tasmania.***

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x