Akibat pandemi perempuan AS berjuang keras untuk mendapatkan hak untuk bekerja

- 5 Maret 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi perempuan Amerika Serikat dan Work From Home (WFH).
Ilustrasi perempuan Amerika Serikat dan Work From Home (WFH). /pexels.com/Ekaterina Bolovtsova

"Mereka akan mempekerjakan seseorang yang tidak membutuhkan banyak pengecualian," ungkapnya.

Tidak adil dan tidak proporsional. Kehilangan hak bekerja akibat pandemi tahun lalu mengakibatkan banyak perempuan di Amerika Serikat seperti McAvoy berjuang keras untuk kembali bekerja.

Baca Juga: Pembangunan Masjid 99 Kubah terbengkalai, lemparan aduan mengenai Pemkot Makassar

Perlambatan dalam pemulihan pekerjaan, hambatan untuk perawatan anak dan kekhawatiran tentang fleksibilitas tempat kerja mempersulit perempuan untuk mendapatkan kembali pekerjaan yang hilang.

Banyak harapan dan keuntungan ekonomi yang bisa diperoleh perempuan sebelum pandemi menjadi buyar.

Dilansir WartaBulukumba dari Reuters, Jumat 5 maret 2021, Departemen Tenaga Kerja AS mengeluarkan peraturan baru pada hari ini. Sebelumbnya ada rilis lowongan pekerjaan untuk Februari. Tetapi pada Januari, perempuan menyumbang lebih sedikit dari setengah dari 10 juta pekerjaan yang hilang selama krisis.

Baca Juga: Pemda digenjot membuka keran-keran aduan

Padahal mereka biasanya membuat sedikit lebih kurang dari separuh angkatan kerja.

Rintangan tersebut mendorong perempuan untuk meninggalkan tempat kerja pada tingkat yang lebih tinggi daripada laki-laki: Lebih dari 2,5 juta perempuan meninggalkan angkatan kerja antara Februari 2020 dan Januari tahun ini, dibandingkan dengan 1,8 juta laki-laki.

Wakil Presiden Kamala Harris menyebut eksodus sebagai "darurat nasional" selama panggilan video pada Februari dengan anggota parlemen dan aktivis Demokrat.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah