Reem El-Khouly, gadis 12 tahun jadi guru di masa pandemi

- 11 Februari 2021, 14:55 WIB
Ilustrasi belajar tatap muka.
Ilustrasi belajar tatap muka. /Pixabay/klimkin/

WartaBulukumba - Matahari baru saja rekah tetapi gadis kecil itu sudah melangkah penuh semangat, menenteng perlengkapan belajar yang dimilikinya. Bukan menuju sekolah, tempat ia dan teman-temannya menimba pengetahuan setiap hari.

Reem El-Khouly, gadis kecil berusia 12 tahun dari provinsi Dakahlia, utara Mesir, menghibahkan dirinya untuk pengetuhan anak-anak di lingkungannya. Selama pandemi virus corona menyerang dunia, sekolah-sekolah tutup. Anak-anak kehilangan waktu belajar yang berharga di sekolah. Khouly kecil memilih mengajak anak-anak di lingkungannya untuk belajar di sebuah jalan desa yang sempit di Atmidah.

Saban hari, setidaknya 30 anak berkumpul untuk memperolah pelajaran dari Miss Reem, panggilan akrab anak-anak kepada guru kecil mereka. Miss Reem tak hanya mengajarkan Bahasa Arab kepada mereka, dia juga mengajar matematika, agama, dan Bahasa Inggris.

Baca Juga: Nadiem Makarim menantang mahasiswa melalui Kampus Mengajar

“Setelah sekolah ditutup, Miss Reem mulai mengajar kami sehingga kami tidak melupakan apa yang kami pelajari di sekolah,” kata Mohamed Abdel Moneim, sembilan tahun yang menghadiri kelas.

"Saya menyukai Miss Reem karena saya sangat mengerti bahasa Arab, matematika dan bahasa Inggris karena pengajarannya," imbuhnya.

Langkah awal Reem El-Khouly untuk mengajari anak-anak di lingkungannya tidaklah berjalan mulus. Dia tak mendapat dukungan dari sang ibu. Tetapi dia tak menyerah, mengajar penuh semangat. Namun, ketika melihat interaksi anak-anak didiknya dan melihat bagaimana usaha-usaha Khouly menuai manfaat bagi anak-anak di lingkungan itu, ibunya pun berubah pikiran dan mendukungnya sepenuh hati.

Baca Juga: Geger buku sosiologi untuk SMA memuat link situs porno

“Ibu saya tidak mendukung saya pada awalnya karena suara saya keras, tetapi dia mendukung saya ketika dia melihat bagaimana siswa berinteraksi dengan saya dan mendapatkan manfaat, dan mengatakan kepada saya bahwa saya bisa melakukan ini selama saya suka," kata Khouly.

Bukan hanya itu, ketika memulai kelasnya, Khouly hanya menggunakan buku catatan saja sebelum diberi papan tulis dan kapur. Sekarang dia memiliki papan tulis dan spidol yang disumbangkan oleh perusahaan lokal.

Halaman:

Editor: Sri Ulfanita

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x