Berbagai budaya dan suku di Nusantara mengenal tradisi membersihkan kuburan menjelang Ramadhan dan Idul Fitri.
Sebutannya berbeda-beda namun intinya adalah sama yakni membersihkan kuburan.
Salah satunya yakni Nyadran di Jawa. Nyadran berasal dari kata sadran yang artinya ruwah syakban.
Nyadran adalah suatu rangkaian budaya yang berupa pembersihan makam leluhur, tabur bunga, dan puncaknya berupa kenduri selamatan di makam leluhur.
Nama tradisi lainnya yaitu Cheng Beng atau Qing Ming, tradisi masyarakat etnis Tionghoa di Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung.
Baca Juga: Batu Pallantikang, tujuh batu bersejarah di 'Bulukumpa Toa' Kabupaten Bulukumba
Tradisi ziarah kubur ke pemakaman leluhur itu dilakukan setiap tahun mulai 25 Maret sampai 5 April.
Semua etnis Tionghoa yang pergi merantau jauh akan pulang untuk melaksanakan Cheng Bheng di kampung halaman mereka.
Ritual Cheng Beng biasanya dimulai sejak pukul 02.30 WIB. Namun, sebelum berziarah biasanya mereka membersihkan makam leluhur.***