Lebih dari sekadar basis tradisi, gotong royong di Desa Salassae juga untuk adaptasi dan mitigasi lingkungan

- 23 Maret 2021, 19:17 WIB
Salah satu aksi gotong royong di Desa Salassae.
Salah satu aksi gotong royong di Desa Salassae. /WartaBulukumba/Alfian Nawawi

WartaBulukumba - Lebih dari sekadar semangat dan kebersamaan, gotong royong adalah juga basis terkuat di wilayah kearifan lokal di berbagai tempat di Nusantara sejak zaman dahulu.

Salah satu yang tetap punya basis kuat itu adalah Desa Salassae di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba.

Meskipun secara umum di Nusantara tradisi gotong royong telah dikenal sebagai budaya Indonesia, sebagai bentuk kepedulian dan kepekaan sosial, namun di Desa Salassae gotong royong juga  menjadi bagian urgen dari cara memahami lingkungan. Terkhusus cara warga setempat dalam pola adaptasi dan mitigasi terhadap lingkungan.

Baca Juga: Habib Rizieq sudah bayar Rp50 juta namun tetap dihukum, Munarman: ini perkara 'ne bis in idem'

Secara berkala, dengan semangat kebersamaan warga Dusun Bolongnge Desa Salassae bergotong royong membersihkan dan memperbaiki jalan tani.

Pada Desember 2017 silam warga Desa Salassae mendeklarasikan Forum Kampung Iklim. Forum ini memiliki program berkelanjutan  dalam menghadapi dampak perubahan iklim, baik yang sifatnya adaptasi maupun mitigasi.

Dalam program kampung iklim Agustus 2017, Desa Salassae meraih penghargaan proklim melalui Komunitas Swabina Pedesaan Salassae (KSPS).

Baca Juga: Gegara tekuk Persija 2-0, pemain PSM Patrich Wanggai mendapat perlakuan rasisme

Seorang pemuda di Desa Salassae, Sri Puswandi menuturkan, Desa Salassae pada zaman dahulu merupakan sebuah rumah besar di mana pada saat itu menjadi sentra dialog dan penyelesaian masalah-masalah sosial, pertanian, lingkungan, dan sebagainya.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x