Mengenal lebih dalam Doktor Sulfahri ahli mikrobiologi dari Bulukumba

2 Januari 2023, 16:34 WIB
Doktor Sulfahri bersama istri /Dok. Doktor Sulfahri

WartaBulukumba -  Ruang sains telah memanggilnya menjadi seorang ahli mikrobiologi, bidang yang telah jauh dirambah ilmuwan muda asal Bulukumba Sulawesi Selatan ini sejak masih duduk di bangku SMA.

Mikrobiologi itu pula yang membawanya terbang ke India saat itu saat masih remaja. Kini dia adalah salah satu dosen di Universitas Hasanuddin Makassar.

Pada tahun 2017, Doktor Sulfahri terpilih menjadi tokoh 17 Agustus versi sebuah koran terkemuka di Tanah Air.

Baca Juga: Semasa kecilnya di Kajang Bulukumba Imam Besar Masjid Al Hikmah New York 'hobi berkelahi'

Hampir seluruh waktunya dihabiskan untuk meneliti alga Spirogyra yang bisa dijadikan sumber bahan bakar terbarukan.

Sudah puluhan tahun doktor Sulfahri bergelut meneliti alga sebagai sumber bahan bakar.

Hari-hari ini pun, ia tengah asyik meriset tumbuhan tersebut.

Baca Juga: Cendekiawan dan sastrawan Bulukumba inilah rektor perempuan pertama di Indonesia Timur

Selain sibuk dengan riset tersebut, Sulfahri membimbing penelitian beberapa mahasiswa yang juga berfokus pada alga.

Doktor Sulfahri mempublikasikan hasil penelitiannya di Journal of Applied Environmental and Biological Science di Amerika Serikat, dan berhasil mendapatkan penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI sebagai peraih prestasi penelitian terbaik.

Itu bukan prestasi yang pertama kali. Semasa Sulfahri masih duduk di bangku kelas 2 SMA  tahun 2006, dia berhasil meraih juara 2 tingkat Nasional Lomba Karya Ilmiah Remaja yang diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Baca Juga: Ikuti Sumpah Pemuda, diam-diam Andi Sultan Daeng Radja berangkat dari Bulukumba ke Batavia

Pada tahun 2007, Sulfahri juga meraih predikat Outstanding Inventors pada ajang International Exhibition for Young Inventor di New Delhi, India.

Peneliti muda ini lahir di Tanete, Bulukumba, Sulawesi Selatan pada tanggal 26 Januari 1989. Saat kuliah S3 di Universitas Negeri Malang juga sambil bekerja di Universitas Hasanuddin Makassar sebagai dosen tetap. Diangkat pada tahun 2013 dengan SK CPNS April 2014.

Sulfahri menempuh pendidikan formal selama 17 tahun di Tanete, Bulukumpa Sulawesi Selatan.

Baca Juga: Pendekatan kultural sang muballigh komplit di Bulukumba, Andy Satria

Setelah tamat SMA, Sulfahri melanjutkan pendidikan S1 di Jurusan Biologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Di Institut dengan peringkat-4 terbaik di Indonesia inilah Sulfahri berjuang meraih gelar sarjana selama 4 tahun.

Setelah lulus, pada tahun 2011 Sulfahri kemudian melanjutkan pendidikan untuk jenjang S2 di Universitas Airlangga Surabaya dan berhasil lulus tahun 2012. Luar biasa, Sulfahri menempuh S2 hanya dalam waktu 11 bulan, lulus cumlaude, dan berhasil mendapatkan gelar lulusan terbaik.

Selain prestasinya pada tahun 2006 sebagai Juara lomba Karya Tulis Ilmiah Remaja Nasional XXXVIII II LIPI2007 International Exhibition for Young Inventrors III di New Delhi, India Outstanding Inventor Japan Institute Invention & Innovation (JIII), pada tahun 2007 Sulfahri juga meraih Juara Olimpiade Sains dan Ekonomi bidang Astronomi I Depdiknas.

Baca Juga: Aktor dan penyair Bulukumba Aspar Paturusi, setitik dari segelintir penakluk Ibu Kota

Dia juga Juara Gelar Produk Inovatif se JawaTimur I Himpunan Mahasiswa Biologi ITS 2008, Juara Karya Inovatif tingkat ITS III ITS Surabaya 2008, Juara Lomba Karya Tulis Mahasiswa I dan II FMIPA, ITS Surabaya 2008, Juara Lomba Karya Tulis Mahasiswa Nasional Harapan I UIN Malang 2009.

Doktor Sulfahri juga pernah meraih Juara Lomba Karya Tulis National Scientific Expo Harapan I UNPAD Bandung 2010, Juara Lomba Karya Penelitian National Life Science Competition Juara I SITH ITB 2011, dan Lulusan Terbaik Universitas Airlangga tahun 2012.

Semasa kuliah S1, S2 dan S3 Sulfahri intens menekuni bidang Mikrobiologi.

Baca Juga: Refleksi Sumpah Pemuda dan perjuangan Andi Sultan Daeng Radja, Pahlawan Nasional Indonesia dari Bulukumba

Konsentrasi Sulfahri adalah pada bioproduksi Bioethanol sebagai bahan bakar ramah lingkungan dengan menggunakan bakteri Zymomonas mobilis dan yeast Saccharomyces cerevisiae dengan bahan baku alga Spirogyra.

Puluhan karya ilmiah telah ditelurkan oleh Sulfahri. Beberapa di antaranya adalah: Pemanfaatan Algae Spirogyra Sebagai Bahan Baku Bioethanol dengan Penambahan Enzim α-amilase Jurnal Purifikasi, 2010, Ethanol Production from Algae Spirogyra with Fermentation by Zymomonas mobilis and Saccharomyces cerevisiae Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2011.

Karya lainnya yaitu Pengaruh Jenis Zat Perekat dan Metode Pengeringan Terhadap Kualitas Briket Limbah Baglog Jamur Tiram Putih (Pleorotus ostreatus) Jurnal Berkala Penelitian Hayati, 2011, Aerobic And Anaerobic Processes of Spirogyra Extract Using Different Doses of Zymomonas mobilis Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 2011. 

Baca Juga: Tahukah Anda? Inilah manusia Bulukumba pertama yang menulis novel

Selanjutnya, Optimization of The Bioconversion of Spirogyra hyalina Hydrolysates To Become Ethanol Using Zymomonas mobilis Journal of Applied Environmental and Biological Sciences, 2012, dan Effect of Salinity and Gandasil-D® on Spirogyra hyalina Biomass In Non-Aerated Culture Journal of Applied Phytotechnology in Enviromental Sanitation, 2013.

Peneliti muda ini memiliki seorang istri tercinta berdarah Jawa bernama Siti Mushlihah dan seorang putera berdarah persilangan Bugis Jawa yang mereka beri nama Aru Irsyada Bhagaskara.

Bersama keluarga tercinta, Sulfahri bermukim di rumahnya di Jl. Kemakmuran G11, Kelurahan Tanete, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.***

 

Editor: Alfian Nawawi

Tags

Terkini

Terpopuler