LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri

- 31 Oktober 2023, 21:57 WIB
LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri
LDK Muhammadiyah Sulsel bentuk jamaah pengajian rutin di mall dan kawasan industri /WartaBulukumba.Com

WartaBulukumba.Com - Di Makassar, kota yang tak pernah tidur, di antara gemerlapnya lampu dan suara mesin yang bekerja keras di kawasan industri, oasis ketenangan itu bisa ditemukan di mushalla.

Selain itu, di antara riuhnya pusat perbelanjaan seperti mal, kita juga sering bertemu mushalla kecil yang tenang, tempat berhimpunnya doa-doa pekerja. Sederet sepatu bersarang rapi di sudut, menandakan penghormatan pada tempat suci ini di tengah dunia materialistik yang berlalu-lalang.

Sebuah gerakan dakwah yang cukup revolusioner dilakukan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel. Lembaga ini akan melakukan distribusi peralatan shalat, serta membentuk jamaah pengajian rutin di mushallah mall dan kawasan industri.

“Kami juga akan membentuk komunitas pengajian nelayan, serta melakukan assesment kebutuhan dakwah komunitas marginal kota, komunitas rutan dan lapas,” kata Ketua LDK Muhammadiyah Sulsel, Dr H Usman Jasad kepada awak media di Makassar pada Selasa, 31 Oktober 2023.

Baca Juga: SMAN 23 Makassar jadi pilot project di Sulsel: Penanaman bibit mangga harum manis premium

Program kerja lainnya yaitu melakukan assesment kebutuhan dakwah komunitas narkotika, komunitas muallaf, serta melakukan pembinaan keagamaan pada Komunitas muallaf.
Guna memenuhi kebutuhan dakwah tersebut, LDK Muhammadiyah Sulsel akan membentuk Korps Dai Komunitas Muhammadiyah, yang diawali dengan melakukan Pelatihan Dai Komunitas berdasarkan kebutuhan binaan komunitas LDK Sulsel.

“Kami juga akan membuat kanal dan akun medsos Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel, serta membuat konten-konten dakwah komunitas,” kata Usman Jasad.
Bidang lain yang digarap yaitu memberikan manasik haji sesuai dengan tuntunan tarjih Muhammadiyah, serta membentuk komunitas bimbingan haji warga Muhammadiyah.

Program-program tersebut, kata Usman Jasad, akan dibahas dalam Rakerwil Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel yang dilaksanakan secara terpadu dengan Majelis Tabligh serta Majelis Pustaka dan Informasi, di Sinjai, 4-5 November 2023.
Usmad Jasad yang sehari-hari Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar dan owner Ujas Tour, mengatakan, Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.

“Dalam strategi dakwahnya, Muhammadiyah membagi ke dalam tiga bentuk, yaitu sasaran utama, sasaran umum, dan sasaran khusus. Sasaran utama adalah seluruh anggota persyarikatan Muhammadiyah, sasaran umum adalah seluruh kaum muslimin dan muslimat, sedangkan sasaran khusus adalah kelompok masyarakat yang memiliki karakteristik khusus,” rinci Usman.

Baca Juga: Wartawan senior di Sulawesi Selatan dorong aparat desa harus mahir mengelola website desa

Dalam konteks sejarah, lanjutnya, Muhammadiyah generasi awal di bawah kepeloporan KH Ahmad Dahlan selaku pendiri dan perintis, banyak memelopori usaha-usaha pembinaan komunitas atau jamaah di masyarakat, antara lain dengan membentuk dan membina kelompok pengajian seperti Wal Ashri, Fathul Asrar Miftahu Sa’adah, dan Nurul Iman.

Muhammadiyah juga mendirikan Qismul Arqa kelompok putra-putri yang dibina di rumah atau asramanya, yang menjadi embrio lahirnya Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Yogyakarta. Kiai dan sahabat- sahabat terdekat KH Ahmad Dahlan juga membina kepanduan, yang melahirkan Hizbul Wathan tahun 1918, serta pembinaan Siswa Praja sebagai embrio ‘Aisyiyah tahun 1917.

“Jadi dakwah khusus bukanlah hal yang baru bagi persyarikatan Muhammadiyah, tetapi telah menjadi cikal bakal dan gerakan dakwah hingga sekarang ini,” kata Usman Jasad.

Baca Juga: Muhammadiyah Sulsel perkuat kapasitas muballigh dan kawal dakwah digital

Korps Da’i Komunitas Muhammadiyah Sulsel

Seiring berjalannya waktu, Muhammadiyah kemudian mendeklarasikan konsep Dakwah Masa Kini yang pada masa itu bertujuan mengantisipasi arus modernisasi yang begitu cepat berkembang di Indonesia yang membawa pengaruh negatif terhadap perkembangan kemajuan Islam dan umatnya.

Mengingat program dakwah masa kini dianggap cukup berat untuk dilaksanakan, program tersebut dipecah menjadi beberapa bagian, satu diantaranya dakwah terhadap masyarakat terasing.

“Pada Muktamar Muhammadiyah ke-41 di Solo tahun 1985, dibentuklah Lembaga Dakwah Khusus disingkat LDK. Kata khusus menggambarkan bahwa program dakwah yang diselenggarakan oleh LDK tertuju kepada segmen sosial tertentu, yaitu dakwah untuk daerah pedalaman dan suku-suku terasing,” tutur Usman.

Khusus di Muhammadiyah Sulawesi Selatan, lembaga dakwah khusus awalnya disatukan dengan majelis tabligh dengan nama Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus, namun kini lembaganya berdiri sendiri dengan nama Lembaga Dakwah Komunitas.

Dalam berbagai klasifikasi dakwah komunitas, program- program yang semula menjadi fokus Pimpinan Pusat Muhammadiyah, tetap berlanjut seperti dakwah komunitas pada daerah 3T, yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal, serta komunitas masyarakat marjinal, khusus, dan lainnya.

“Bidang Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel selama ini telah memiliki da’i-da’i komunitas di berbagai daerah seluruh Sulsel, namun belum terorganisir secara massif, karena itulah kami akan membentuk Korps Da’i Komunitas Muhammadiyah Sulsel,” papar Usman Jasad.

Pengurus LDK Muhammadiyah Sulsel

Pengurus Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel adalah wajah-wajah yang mengilhami perubahan dalam berbagai bidang. Di puncak kebijakan, Dewan Pakar terdiri dari para cendekiawan yang dipandu oleh visi dan pemikiran ulung. Prof. Musyafir Pababbari, Prof. Sabri Samin, Prof. Mustari Mustafa, Dr. Ibrahim BR, Dr. Nurhidayat M. Said, dan Drs. Husban Abady MH, semuanya membawa kebijaksanaan mereka dalam memandu organisasi ini.

Mengemban tanggung jawab sebagai Ketua, Dr. Usman Jasad memimpin dengan tekad dan komitmen. Ditemani oleh Wakil Ketua, Akbar SP MSi IPM QPOA, serta Tauhid SAg MPd, keduanya membawa semangat dan keterampilan yang tak tergoyahkan.

Sekretaris, Syamsul Hidayat SPdI MPd, bekerja di balik layar untuk memastikan kelancaran administratif, dengan Wakil Sekretaris, Abdul Rahman SPdI MPd, sebagai tangan kanannya dalam menjalankan tugas.

Bendahara, Mirajuddin SPd, mengatur keuangan dengan teliti, didukung oleh Wakil Bendahara, Darmawati SAg MPd, yang menjaga kestabilan finansial.

Komunitas Muallaf dan Disabilitas diberikan perhatian khusus, dengan Ketua Muhammad Yasin Lc MA, serta anggota Mukdar Boli SPdI MPdI, dan Rusman SH, Herlin SPd.

Di bidang Pembinaan Komunitas Lapas/Rumah Tahanan dan Korban Patologi Sosial, Akhmad Firdaus memegang kendali, dibantu oleh Jufri Sabae SHI, Ahmad M. Siddik SAg, dan Mursalim SPdI MAg.

Dr. Burhanuddin adalah pemimpin dalam upaya Pembinaan Komunitas Miskin Kota dan Miskin Pedesaan, dengan dukungan dari Supriadi SPdI MPdI, Drs. Samsul Ardi, dan Lukman SPd.

Terakhir, di Bidang Pembinaan Komunitas Profesional, M. Zakaria Al Anshori SSosI MSosI memimpin dengan bijaksana, bersama dengan anggota tim Supriadi SPd, Sudarni SPd, dan Hesti Nur Hamzah SP.

Mereka semua adalah pilar kuat yang bersatu dalam semangat keagamaan dan kepedulian sosial, menjadikan Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulsel sebagai agen perubahan yang berdedikasi.***

Editor: Sri Ulfanita


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah