Mengenal ritual adat 'Andingingi' yang selalu mengawali Festival Pinisi Bulukumba

- 8 Oktober 2023, 20:57 WIB
Salah satu sesi dalam ritual adat Andingingi di kawasan adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Salah satu sesi dalam ritual adat Andingingi di kawasan adat Ammatoa Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. /Tangkapan layar Instagram.com/@chandrayunus_

Baca Juga: Kain tenun Kajang dari Bulukumba sudah layak mendapatkan Haki IG

Baca Juga: Tari budaya Kajang dari Bulukumba tampil memukau di F8 Makassar

A'bacca dan Ma'Barra, dua prosesi ini, mengajari kita pesan universal tentang integritas, tentang menjaga diri kita dari kebusukan dan menjunjung tinggi kesucian dalam tindakan kita. Peserta ritual Andingingi tidak hanya menjalani prosesi ini sebagai rutinitas, melainkan sebagai pengingat yang lembut bahwa setiap langkah dalam hidup harus diambil dengan hati yang tulus dan pikiran yang baik.

Dalam kesederhanaan ritual Andingingi, tersembunyi kebijaksanaan yang dalam yang bisa menjadi inspirasi untuk kita semua. Pesan tentang integritas dan kesucian ini tidak hanya relevan dalam konteks ritual, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari kita, mengingatkan kita bahwa kita semua adalah cerita yang terus berlanjut, dan bagaimana kita menuliskannya tergantung pada setiap tindakan dan niat kita.

Tana Toa, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, menjadi saksi pagi yang cerah dan sejuk, mengawali ritual sakral Andingingi. Kehangatan menyelimuti kawasan adat ini, di mana masyarakat Kajang Dalam dan Kajang Luar berkumpul dalam seragam hitam tanpa alas kaki, sebuah tampilan yang bukan menandakan duka, melainkan simbol kesederhanaan yang mendalam.

Baca Juga: Mengapa komunitas adat Ammatoa Kajang di Bulukumba harus memakai pakaian hitam-hitam? Ini filosofinya

Baca Juga: Ammatoa Kajang di Bulukumba sudah mempraktikkan demokrasi Pancasila jauh sebelum NKRI berdiri

Tidak Boleh Berbicara dan Meludah Saat Upacara Berlangsung

Mereka berkumpul di dekat gerbang masuk Tana Toa, tempat prosesi Andingingi akan berlangsung. 

Sebuah pohon besar berdiri gagah di tengah kerumunan masyarakat adat Ammatoa Kajang. Di bawah pohon itu, terdapat sajian makanan yang telah didoakan. Sebelum upacara dimulai, warga Kajang berkumpul di gerbang masuk tanah adat Kajang, membentuk saf sebagai bentuk penyambutan yang hangat terhadap tamu yang hadir.

Upacara Andingingi adalah prosesi sakral yang melibatkan banyak persiapan sebelum pelaksanaannya. Semua yang hadir mengenakan pakaian hitam dan harus melepas alas kaki. Selama ritual, peserta dilarang berbicara, meludah sembarangan, atau melakukan gerakan yang dapat mengalihkan perhatian pemangku adat yang sedang melaksanakan ritual. Pengambilan foto dan video hanya diizinkan setelah ritus inti selesai.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x