"Pameran karya kriya logam dengan konsep, ide, dan sumber karya dari budaya lokal atau identitas masyarakat Sulsel, jarang dilakukan oleh perupa Sulsel," ujarnya.
Baca Juga: Puisi-puisi sketsa sosial penyair Bulukumba Mahrus Andis
Di matanya, Dul telah memulai sebuah 'pelayaran' yang sangat penting untuk mengangkat budaya atau identitas dari Bulukumba.
Ihwal harapan, akademisi yang juga seniman dan budayawan ini menitip sebuah pesan penting.
"Harapan saya, Pemerintah Bulukumba perlu mengapresiasi karya-karya Dul. Ini adalah aset putra daerah yang mampu mendesiminasi pembuatan perahu Pinisi yang sangat populer dari Bulukumba," tandasnya.
Baca Juga: Puisi empat penyair Bulukumba terpilih masuk antologi 'Wasiat Botinglangi' 100 penyair Indonesia
Karya-karya Doel di Mata Budayawan dan Seniman Arif Rahman Daeng Rate
"Di semesta yang maha luas ini, segala gagasan berkelindan mengisi segala ruang. Manusia bahkan disebut sebagai tiruan dari dunia gagasan itu sendiri. Agaknya sulit untuk disangkal bahwa kecerdasan manusia dalam meniru menjadi angin segar bagi peradaban manusia yang terus berkembang," lontar budayawan ini dalam narasi prolog katalog pameran tunggal Doel.
"Seorang perupa sedang memindahkan rekaman ingatan tentang kampung halamannya tempat para pandai perahu memahat kayu menjadi tunggangan kokoh di samudra luas. Pinisi pada dasarnya adalah sebuah keutuhan yang kompleks," ulasnya.
Pemusik tradisi ini pun menyatakan bahwa Pinisi bukan hanya sebuah bidang dengan bentuk yang demikian rupanya.