"Padahal dalam Critias disebutkan dengan jelas bahwa sumbernya berasal dari tulisan-tulisan yang sangat kuno di sebuah kuil kuno di Mesir," bunyi salah satu kutipan dari buku karya Professor Danny Hilman Natawijaya tersebut.
Dia juga bahkan merinci perkiraan lokasi dan tanda geografis, serta iklim, tumbuh-tumbuhan, dan hewan di tanah Atlantis dijelaskan dengan baik oleh Plato.
Baca Juga: Adakah yang cocok dengan situs Gunung Padang? Ada 24 syarat lokasi Atlantis menurut ilmuwan
Buku ini secara tajam dan kritis membahas naskah-naskah Plato dari sudut pandang logika-ilmiah. Setiap pembahasan dan penafsiran mengacu pada paragraf-paragraf terpilih dalam naskah-naskah Plato, sehingga pembaca dapat memiliki pendapatnya masing-masing.
Professor Danny Hilman Natawijaya menjelaskan lebih jauh tentang konsep siklus bencana alam dan maknanya bagi kehidupan manusia.
Pembahasan diperkaya dengan studi kasus bencana alam besar masa lalu di wilayah Indonesia, termasuk epik penggambaran Sundaland di akhir zaman es.
Pada bagian terakhir bukunya, Professor Danny Hilman Natawijaya secara singkat membahas tentang hasil penelitian arkeologi-geologi dari situs megalitik Gunung Padang yang baru muncul, dan apakah ada hubungannya dengan legenda Atlantis.
Penyebab Kehancuran Atlantis
Literatur kuno "Critias" yang ditulis Plato menceritakan tentang perang prasejarah Atlantis, yang datang melintasi Samudra Atlantik, melawan Athena-Yunani kuno yang hilang serta Mesir kuno. Runtuhnya Atlantis dinyatakan sebagai akibat dari gempa bumi raksasa dan banjir besar yang terjadi kurang lebih 11.600 tahun yang lalu.
Tepat waktu yang bertepatan dengan peristiwa geologis besar, yang dikenal sebagai berakhirnya periode Dryas Muda (YD), ketika permukaan laut global naik secara tiba-tiba, pada akhir Pleistosen atau permulaan Era Holosen.
Para ilmuwan menduga kuat bahwa YD disebabkan oleh peristiwa bencana global, yang mungkin juga memusnahkan banyak makhluk hidup termasuk budaya manusia di Bumi. Menariknya, sejarah kebangkitan peradaban kita yang diketahui dimulai setelah periode YD.
Ciri Atlantis di Gunung Padang
Jika ada peradaban maju yang membangun piramida di Gunung Padang jauh sebelum peradaban kita saat ini, maka hipotesis para saintis kebanyakan mengarah ke Atlantis. Sejumlah ciri ditautkan. Salah satunya adalah usia situs Gunung Padang.
Sangat sulit untuk membayangkan jika benar natu-batu heksagonal dan bangunan di situs Gunung Padang dibangun oleh manusia purba! Diperlukan sistem perhitungan matematika, komputer, mesin pengangkut, pergerakan bintang, matahari, dan mungkin bahkan fenomena alam lainnya sebagai dasar perhitungan dalam rancangan struktur bangunan.
Mengutip buku "Kompetensi Peradaban Misterius Pembangun Gunung Padang" oleh Adhitya Dwipayana Raspati (2022), menurut juru pelihara situs Gunung Padang, penelitian-penelitian terkait Gunung Padang sudah dimulai sejak zaman Kerajaan Sunda di bawah Raja Prabu Siliwangi yakni sekitar tahun 1482 - 1521 Masehi.
Tim Bencana Katastropik Purba pada tahun 2011-2012 menemukan dugaan struktur bangunan yang menarik di situs Gunung Padang.
Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang, yang terdiri dari para ahli dari berbagai disiplin ilmu, berkumpul untuk melanjutkan penelitian di Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat.
Mengutip Ui.ac.id, penelitian ini dimulai pada bulan Mei hingga Juni 2012 dan menghasilkan bukti adanya bangunan yang diduga dibangun oleh manusia ribuan tahun sebelum masehi. Metode penelitian yang digunakan meliputi citra satelit, georadar, geoelektrik, pengeboran, dan analisis karbon.
Pengeboran pada kedalaman 3 meter mengungkap lapisan pasir yang digunakan sebagai peredam guncangan gempa. Di kedalaman 4 meter, ditemukan batu-batuan andesit, sedangkan pada kedalaman 19 meter, ditemukan andesit yang penuh dengan retakan. Pada kedalaman 18 meter, ditemukan banyak karbon.
Hasil uji karbon menunjukkan usia sampel pertama sekitar 5.500 tahun SM dan sampel kedua sekitar 11.060 tahun SM. Kesimpulannya, struktur yang ditemukan merupakan struktur bangunan buatan manusia, bukan endapan gunung api alami.***