Sejauh ini belum ada bukti eksperimen dari perjalanan waktu. Teori fisika pun belum pernah menyimpulkan bahwa perjalanan waktu dapat dilakukan dalam berbagai bentuk.
Meski demikian, ada teori yang menyatakan bahwa kemungkinan melipat waktu untuk melompat dari suatu titik ke titik lainnya bisa dilakukan manusia.
Baca Juga: Badai matahari akan mengakibatkan kiamat internet berbulan-bulan
Telusur pada pelbagai literatur, Albert Einstein dalam teori relativitas yang terkenal sejagat itu mengungkapkan bahwa bagi seorang manusia yang diam secara relatif, waktu kelihatannya berjalan lebih lambat bagi sebuah objek yang bergerak dengan lebih cepat.
Sebagian besar ilmuwan fisika tidak bisa percaya bahwa perjalanan waktu itu memungkinkan. Lantaran setiap muncul teori yang memperbolehkan perjalanan waktu menuntut bahwa semua isyu kausalitas harus terpecahkan.
Sebagai contoh, apakah yang akan terjadi jika seseorang kembali ke masa lampau dan membunuh kakeknya? Lantas apakah seseorang itu tetap bisa eksis hidup saat kembali ke masa depan dengan catatan dia tak pernah ada akibat dia tak pernah punya kakek?Apakah penjelasan itu memungkinkan pula konsep paradoks waktu?
Stephen Hawking pernah berkata bahwa ketiadaan fakta wisatawan dari masa depan yang menjenguk kita di zaman ini merupakan sebuah argumentasi yang kuat dalam menentang adanya konsep perjalanan waktu.
Mennegok Teori relativitas Albert Einstein (E= m.c2)