Refly Harun mengaku dirinya justru khawatir dengan terorisme yang berasal dari negara

- 1 Mei 2021, 12:58 WIB
Ilustrasi Munarman SH, pengacara Habib Rizieq Shihab, dan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI).
Ilustrasi Munarman SH, pengacara Habib Rizieq Shihab, dan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI). /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

 

WartaBulukumba - Linimasa ruang bincang di seputar peristiwa penangkapan Munarman dengan cepat mengisi dialektika wilayah hukum maupun politik. Dan itu yang menjadikan 'kasus Munarman' kian sexi.

Angkat bicara melalui kanal YouTube-nya, Refly Harun mengakui untuk saat ini, dirinya justru khawatir dengan terorisme yang berasal dari negara.

Pakar Hukum Tata Negara itu membentangkan narasi bahwa terorisme ternyata tidak hanya datang dari society tapi bisa juga datang dari negara.

Baca Juga: Pemfitnah bungkam, politisi PAN beri kesaksian perempuan dalam CCTV itu adalah istri Munarman

Terkait terorisme bisa datang dari negara diuraikan Refly Harun secara eksplisit.

"Jadi yang menyebarkan ketakutan bisa jadi negara, tidak hanya kelompok society," ungkapnya, dikutip WartaBulukumba dari kanal YouTube resminya, Sabtu 1 Mei 2021.

"Saya paling khawatir sesungguhnya dengan tangan kekuasaan negara atau agen-agen yang punya link kepada negara yang dengan sengaja misalnya menggiring orang atau seseorang agar orang tersebut ditangkap dikriminalkan dan lain sebagainya," bebernya.

Baca Juga: Mumi hamil 2000 tahun ini kejutkan ilmuwan

Membasmi terorisme adalah kewajiban, namun menurut dia, terorisme tidak hanya berasal dari masyarakat tapi bisa juga berasal dari negara.

"Kita memang harus menumpas terorisme, tetapi jangan lupa bahwa terorisme itu tidak hanya datangnya dari society dan non state actors. Tapi bisa juga dari negara, nah ini yang kadang-kadang kita tidak sadar," terangnya.

Lantas wajah Islamofobia semakin berlebihan. Sangat tampak dalam peristiwa penangkapan Munarman.

Baca Juga: Kota Bulukumba belum steril dari balap liar, polisi gencarkan patroli subuh

"Secara fakta Munarman bukanlah orang yang berbahaya dalam kondisi ketika dia ditangkap, dia tidak sedang bersenjata, tidak sedang bersama orang-orang bersenjata," jelasnya.

"Sehingga penangkapannya yang terlalu berlebihan itu rasanya aneh," katanya.

Refly Harun menyayangkan sikap kepolisian yang langsung menangkap Munarman, padahal menurutnya tidak harus seperti itu.

Baca Juga: Tali asih prajurit TNI di Bulukumba, bergerak saban Jumat

"Kenapa tidak dipanggil terlebih dahulu untuk melakukan klarifikasi mengenai dugaan bahwa dia terlibat ini itu dan lain sebagainya," katanya.

Salah satu contoh kasusnya, menurutnya, adalah kasus yang menimpa Syahganda Nainggolan yang semula dituntut enam tahun oleh JPU. Itu tentu menimbulkan ketakutan di tengah masyarakat.

"Toh faktanya adalah tetap saja ditangkap dan diadili, termasuk Syahganda Nainggolan yang dituntut luar biasa enam tahun oleh JPU tapi divonis 10 bulan, disparitas yang terlalu tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Tsunami Covid-19, masjid di India berubah menjadi rumah sakit darurat

"Mungkin saja, secara tidak sadar bahwa pendukung-pendukung pemerintahan Presiden Jokowi itu menganggap tidak benar ada Islamofobia di dalam ring pemerintahan atau kekuasaan, hanya segelintir orang," sambungnya.

Refly mengingatkan, cara-cara seperti itu justru akan membesarkan dan membenarkan adanya Islamofobia di Indonesia.

"Apalagi misalnya gaya atau tindakan pendukung Presiden Jokowi yang jelas-jelas seperti berpesta dengan penangkapan Munarman ini," katanya.

Baca Juga: Mumi hamil 2000 tahun ini kejutkan ilmuwan

"Saya lihat misalnya di sebuah kanal YouTube mengirimkan karangan bunga ke Mabes Polri, mengucapkan selamat kepada polisi. Saya ingat ucapan-ucapan selamat itu pula yang memenuhi Polda Metro Jaya ketika menembak mati enam laskar FPI," kata Refly, menambahkan.

Seolah-olah ada tren bangsa Indonesia begitu senangnya melihat ada orang yang dibunuh dan ditangkap.***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Kanal YouTube @ReflyHarun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x