Arief Munandar: Banyak keanehan terjadi semenjak Jokowi menjabat Presiden

7 April 2021, 22:36 WIB
Sosiolog politik Arief Munandar. /Linkedin.com/ariefmunandar

WartaBulukumba - Bukan hanya riak, namun telah serupa gugusan gelombang berbentuk kritik. Pelbagai sisi suara-suara jelata hingga intelektual kini membadai dan mengarah ke jantung kekuasaan.

Teranyar, seorang sosiolog, Arief Munandar melontarkan pendapatnya yang menelaah secara tajam dan lugas perihal ragam keanehan yang melanda Tanah Air.

Situasi dan kejadian aneh menghiasi rentang masa semenjak Jokowi menjabat sebagai Presiden RI. Salah satu yang mengemuka, menurut dia, justru adalah persoalan toleransi.

Baca Juga: Alam Semesta melafalkan tiga kalimat ini

Arief Munandar secara eksplisit menguraikan bahwa sejak Jokowi menjadi presiden toleransi di negeri tetiba menjadi semacam barang yang rumit.

"Gua gak tau kenapa ya semenjak Jokowi jadi presiden, beberapa tahun terakhir kayaknya yang namanya toleransi ini jadi sesuatu yang ribet," katanya lugas melalui kanal YouTube Bang Arief, Selasa, 6 April 2021.

Sosiolog dengan spesifikasi sosiologi politik ini menggamit penjelasan terkait toleransi yang kian hari kian ribut dan ribet. 

Baca Juga: Angin kencang menerjang, pohon dan tiang listrik tumbang, listrik padam 10 jam

"Terlalu diomongin, ada konsep baru-lah, lalu ada kelompok-kelompok yang dianggap radikal, dan dianggap intoleran segala macam," tuturnya.

 

Menengok ke belakang, sebelum rezim Jokowi, toleransi berada dalam wilayah yang sangat tenang tak beriak.

"Dulu itu gak pernah ada kasus-kasus yang kayak begitu, akhirnya gua jadi mikir-mikir apa benar ini kasusnya real, ada intoleransi yang macam-macam itu, atau ini sekadar kemudian dikipasin aja," ucapnya.

Baca Juga: BMKG ingatkan hujan lebat dan angin kencang sejumlah wilayah di Indonesia

Tengara muncul dari analisanya, lalu ia pertegas bahwa terdapat aktor intelektual atau dalang di seputar keributan soal intoleransi di tanah air.

"Jadi ada aktor intelektualnya, ada dalang di balik masalah-masalah intoleransi ini yang kemudian sengaja menciptakan berbagai gesekan tadi karena punya kepentingan-kepentingan politik tertentu, who knows," ungkapnya.

"Karena dulunya gak ada yang begini-begini," imbuhnya.

Baca Juga: Pemkab Bulukumba diverifikasi oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan

Soal SKB 3 Menteri dia sebutkan secara gamblang sebagai sebuah contoh yang ril.

"Ini berkaitan dengan misalnya SKB 3 Menteri, ada Mendikbud, Menag, dan Mendagri yang menyangkut seragam sekolah," ungkapnya.

"Lu bayangin ya, trigger-nya cuman ada satu kesalahpahaman di salah satu SMK di Padang di mana ada orang tua siswa yang beragama nonmuslim itu keberatan karena putrinya diwajibkan untuk mengenakan kerudung," jelasnya.

Baca Juga: Gerakan 'Me Too' sedang 'menjungkirbalikkan' dunia puisi Australia

Persoalan klasik semacam itu seharusnya bisa diselesaikan dengan sangat mudah. Namun kemudian menjadi sebuah penggiringan opini secara berlebihan di ranah publik.

Arief menganalisa, pemerintah pusat melalui tiga menteri tersebut anehnya sangat bersemangat untuk meletakkan kasus itu ke pusat dengan memproduksi SKB. Ujungnya kemudian melahirkan keresahan. 

"Sampai ramai banget ya, bahkan diancam-lah sekolah, pemprov atau pemda yang tidak mengikuti SKB ini akan kena sanksi apa segala macam," terangnya.

Baca Juga: MoU dua lembaga ini dorong kelahiran konten kreatif dan program siaran sehat dari mahasiswa

"Gua sih secara pribadi ngerasa, tindakan-tindakan lebay seperti ini yang justru akan memicu friksi atau konflik yang gak penting antarumat beragama yang semula baik-baik aja sebenarnya," tandasnya.

Disclaimer: Artikel ini sudah tayang sebelumnya di bekasi.pikiran-rakyat.com dengan judul "Anggap Lebay, Arief Munandar: Gak Tahu Kenapa Sejak Jokowi Presiden, Toleransi Jadi Sesuatu yang Ribet".***

Editor: Alfian Nawawi

Sumber: Bekasi Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler