Syukriadi dari Kementerian Agama mengatakan mendukung sepenuhnya apa yang dilakukan oleh Panrita Inklusi beserta Relawan Gesit untuk memasyarakatkn Al Quran isyarat di tengah masyarakat Bulukumba.
Sementara itu, Andi Soraya mengedukasi peserta Dengar untuk tidak lagi menggunakan kata normal ataupun tidak normal dalam menggambarkan perbedaan antara orang Dengar dan orang Tuli, begitupun dengan yang disabilitas dan yang bukan disabilitas.
"Ini merupakan stigma yang harus dihilangkan. No One Left behind. Pun sama dalam belajar agama, semua orang berhak mengakses ini, begitupan saudara kita yang disabilitas," ujarnya.
ASW juga mengapresiasi Relawan Gesit yang mau berkolaborasi untuk acara ini.
Ia juga meminta kepada Kemanag dan Baznas untuk mensupport pemenuhan kebutuhan kelompok disabilitas dalam mengakses pendidikan agama, semisal media pembelajaran, Al Qur'an dan lain-lainnya yang dibutuhkan.***(Arzal Isham)