WartaBulukumba.Com - Di bawah langit pagi Kabupaten Bulukumba yang biru cerah, halaman SDN 58 Tanete berubah menjadi lautan kecil jiwa-jiwa muda yang bersimpuh dalam keheningan. Mereka, tunas-tunas harapan yang berbaris rapi, menghadap ke kiblat dengan hati yang sama-sama mencari cahaya ilahi.
Di sini, di sekolah yang terletak di Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, ada pemandangan yang tidak biasa. Jika biasanya hari Jumat disuguhkan kegiatan Jumat bersih, kali ini kegiatan Shalat Dhuha berjamaah.
Ada magis yang tercipta saat mereka berdiri, sujud, dan ruku bersama. Terlihat pada Jumat, 19 Januari 2024, suasana di halaman SDN 58 Tanete berubah menjadi khusyuk. Siswa-siswi yang tadinya riang bercanda, berubah menjadi tenang, menghadap Sang Maha Pencipta.
Santapan Rohani
Tidak sekadar ritual, Shalat Dhuha di sekolah ini menjadi lebih dari itu. Setelah selesai berdoa, seorang guru mengambil tempat di depan, memulai sesi yang ditunggu-tunggu: santapan rohani. Saat itu, halaman sekolah bertransformasi menjadi sebuah ruang belajar kehidupan.
Materi yang disampaikan guru tersebut berkisar pada nilai-nilai kehidupan, moral, dan spiritualitas. Ada sesuatu yang sangat menyentuh dalam kata-kata yang diucapkannya, tentang kebaikan, kasih sayang, tentang orang tua, bahkan pengampunan.
Di antara barisan siswa, terlihat ada yang sangat tersentuh oleh kata-kata itu. Mata yang berkaca-kaca, wajah yang tampak merenung, bahkan ada yang tak kuasa menahan air mata.
Baca Juga: Mengenal 7 mahasiswa Polbangtan Gowa yang belajar pertanian alami di Desa Salassae
Efek dari kegiatan Jumat ini tidak terbatas pada saat itu saja. Guru-guru di SDN 58 Tanete percaya bahwa pembelajaran rohani ini membentuk karakter siswa menjadi lebih baik. Mereka tumbuh tidak hanya dalam ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam kearifan dan kebaikan hati.