Laju pembangunan IKN di tengah isu perusakan lingkungan, 'Beijing Baru' hingga 'Jokowi perusak demokrasi'

- 16 Maret 2024, 02:30 WIB
Lokasi IKN, ibu kota baru pengganti Jakarta - Laju pembangunan IKN di tengah isu perusakan lingkungan, kekuatan China hingga Jokowi perusak demokrasi
Lokasi IKN, ibu kota baru pengganti Jakarta - Laju pembangunan IKN di tengah isu perusakan lingkungan, kekuatan China hingga Jokowi perusak demokrasi / /Instagram/@ikn_id

"Kalau kerajaan dulu diatur dari ibu kota tersebut, tapi mereka tidak bisa dituntut di situ," ungkapnya.

Bagaimana kondisi Jakarta kelak?

Dalam sebuah wawancara online WartaBulukumba.Com dengan Sri Eko Sriyanto Galgendu, Ketua Umum (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang juga dikenal sebagai seorang teman dekat Presiden Joko Widodo, mengungkapkan keprihatinannya.

Sri Eko Sriyanto Galgendu, yang memiliki usaha rumah makan sukses di kawasan strategis Juanda Raya dan Pecenongan, melontarkan sederet pandangan berdasarkan analisa.

"Telaah lebih mendalam dari perencanaan pemerintah yang hendak memindahkan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia dari Jakarta ke Kutai, Kertanegara, Kalimantan Timur hingga kelak akan disebut IKN Nusantara, menjadi luput dari perhatian dan perhitungan dari orang banyak tentang kondisi Jakarta serta dampak pada daerah sekitarnya yang kelak mungkin akan mati suri, terutama dalam bidang ekonomi dan usaha yang sudah mengendap dan berbasis utama di Jakarta," jelasnya kepada WartaBulukumba.com pada Senin, 25 September 2023.

Secara ekonomi, Sri Eko Sriyanto Galgendu mengungkapkan bahwa setidaknya kelak -- jika Ibu Kota Negara Indonesia jadi pindah -- pendapatan semua sektor usaha bisa dikatakan tergerus 50 persen dari nilai pendapatan rutin yang sudah dibangun dengan susah payah.

Sebagai tokoh utama pencetus dan penggerak Forum Negarawan, Sri Eko Sriyanto Galgendu merasa perlu untuk mengingatkan tentang kondisi dan situasi Jakarta bila kelak ditinggalkan sebagai pusat pemerintahan.

"Setidaknya soal aset serta segenap fasilitas yang telah dibangun dan tersedia di Jakarta, mungkin akan terbengkalai atau dilelang kepada pihak swasta atau perusahaan asing," ungkapnya.

Dia juga mengkhawatirkan bahwa hanya perusahaan asing yang mampu membeli aset pemerintah yang relatif mahal di Jakarta.

"Akibatnya, aset paling strategis yang ada di Jakarta bisa berpindah tangan kepada pihak asing," tambahnya.

Ketika ditanya tentang ketakutan terhadap Jakarta yang kelak akan terkesan kosong, Sri Eko Sriyanto Galgendu mengibaratkannya seperti suami istri yang berpisah.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah