Gunung Semeru di lintasan 'guguran lava' mitos dan sejarah

- 6 Desember 2021, 07:00 WIB
Gunung Semeru dalam lintasan 'guguran lava' mitos dan sejarah
Gunung Semeru dalam lintasan 'guguran lava' mitos dan sejarah /Ira Fadhilah/Kabar Lumajang

WartaBulukumba - Gunung Semeru adalah juga lintasan 'guguran lava' sejarah dan mitos.

Dalam amukannya yang terbaru pada Sabtu 4 Desember 2021, sebanyak 5.205 jiwa terdampak erupsi.

Para pengungsi sebanyak 1.300 orang. Data tersebut dirilis oleh BNPB.

Baca Juga: Gunung Semeru dan Merapi hanya dua di antara 129 gunung api aktif di Indonesia!

Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan jumlah warga yang mengungsi ini bertambah dari data sebelumnya sebanyak 902 orang.

"Dari jumlah tersebut masih ada sembilan jiwa yang masih dalam proses pencarian, status korban apakah hilang atau sudah meninggal dunia," ungkap Abdul Muhari, dikutip dari PMJ News, Ahad malam 5 Desember 2021.

Untuk korban luka berat di RS Haryoto saat ini berjumlah 8 orang. Korban luka berat juga ada yang dirawat di RSUD Pasirian sebanyak 16 orang, RS Bhayangkara 3 orang, Puskesmas Penanggal 8 orang.

Baca Juga: Gunung Semeru masih memendam potensi bahaya awan panas, guguran lava hingga batuan pijar

"Sehingga dengan total korban luka berat ada 35 orang," kata Abdul .

Luka ringan sebanyak 21 orang. Sehingga total korban luka berjumlah 56 orang. Diketahui, angka ini berkurang dari rilis siang hari ini yang jumlah 69 orang.

"Pak Kepala BNPB memerintahkan harus terbentuk 1 posko terpadu sehingga bisa terkoordinasi dan data bisa terkonsolidasi," tandasnya.

Baca Juga: Keanehan di aliran sungai kaki Gunung Semeru sebelum meletus

Letusan Gunung Semeru dari masa ke masa

Dikutip dari Pikiran-rakyat.com, Ahad, catatan sejarah meletusnya Gunung Semeru, pernah terjadi sangat besar pada 200 tahun lalu tepatnya 8 November 1818.

Gunung Semeru kembali meletus pada 2 Februari 1994. Menyusul pada tahun 2000-an terjadi 8 kali letusan.

Letusan besar terjadi pada Natal 2002. Kemudian pada 1 Desember 2020, Gunung Semeru kembali meletus diikuti guguran awan panas dari puncak, dengan jarak luncur 2 kilometer hingga 11 kilometer.

Baca Juga: Gunung Merapi semburkan banjir lahar dingin, Sleman tanggap darurat

Kali ini Gunung Semeru kembali meletus jelang akhir tahun 2021. Meletusnya Gunung Semeru kali ini, rupanya banyak mengaitkannya dengan ramalan Jayabaya.

berdasarkan beberapa referensi sejarah, Prabu Jayabaya merupakan raja Kerajaan Kediri yang memerintah sekitar abad ke-12 adalah visioner yang unggul.

Dari kitab Jangka Jayabaya, bait ke-164 sang raja berucap suatu saat Pulau Jawa akan terpotong menjadi dua.

Baca Juga: Gunung Semeru erupsi, jembatan yang hubungkan Lumajang-Malang terputus

Dengan ramalan Jayabaya tersebut, kali ini banyak yang meyakini mitos Jawa terbelah akan terjadi.

Banyak masyarakat meyakini jika ramalan Prabu Jayabaya selalu terbukti. Satu hal yang terbukti adalah masa menjelang perang kemerdekaan yakni saat Jawa dijajah Jepang.

Satu ramalan Jayabaya yang terbukti adalah: seumur jagung (3,5 bulan) yang dimaknai dijajah 3,5 tahun.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah