Innalillahi wainna ilaihi rojiun, Ustadz Tengku Zulkarnain wafat, UAS mendoakan

- 10 Mei 2021, 20:25 WIB
Ustadz Tengku Zulkarnain meninggal dunia usai selama satu minggu berjuang melawan Covid-19.
Ustadz Tengku Zulkarnain meninggal dunia usai selama satu minggu berjuang melawan Covid-19. /tengkuzulkarnain(dot)id

WartaBulukumba - Awan mendung kembali menggelayut di langit Nusantara. Duka-duka menjadi penanda. Doa-doa menjura.

Satu persatu alim ulama di negeri ini mangkat. Kini, Ustadz Tengku Zulkarnain pun berpulang usai dinyatakan positif Covid-19.

Ustadz Abdul Somad (UAS) menyampaikan kabar wafatnya mantan Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia tahun 201-2020 ini melalui akun Instagram-nya.

"Senin, malam 29 Ramadan 1442H / 10 Mei 2021. Jam 18.25 Guru kita al-Mukarram Ust Tengku Zulkarnain sudah mendahului kita," unggahnya melalui akun @ustadzabdulsomad_official, Senin 10 Mei 2021.

Ustaz Abdul Somad mengenang sosok Ustaz Tengku Zulkarnain yang tidak kenal takut dan hanya takut kepada Allah.

Baca Juga: Content Creator Australia ini dikecam akibat lelucon aneh terhadap tunawisma

"Kesan ku, tak ada takut dalam dirimu. Takutmu engkau habiskan hanya untuk Allah," tulis UAS melalui akun Instagram-nya, @ustadzabdulsomad_official, Senin 10 Mei 2021.

UAS pun menceritakan sekilas ihwal pertemuan terakhirnya dengan Tengku Zulkarnain pada bulan lalu.

"Bulan lalu terakhir jumpa denganmu di Diniyah Putri Padang Panjang, engkau bercerita tentang pondok Tahfizh Qur'an yang engkau bangun di Medan," tulisnya lagi.

Baca Juga: Soal Bipang Ambawang, Ketua MUI sindir Jokowi: Hanya baca teks promo tanpa menghayati maknanya

Doa UAS pun tercurah. Ia mendoakan Ustadz Tengku Zulkarnain agar mendapatkan syurga yang terbaik.

"Allah dan para malaikat-Nya lebih memilihmu untuk berada di tengah mereka pada hari besar itu,

"Engkau benar-benar kembali ke fitrah," imbuhnya.

Sosok Ustadz Tengku Zulkarnain selama ini dikenal dengan sikap kritisnya terhadap segala bentuk penyimpangan di negeri ini. Nampak tidak pernah ada rasa takut pada dirinya.

Baca Juga: Soal Bipang Ambawang, Ketua MUI sindir Jokowi: Hanya baca teks promo tanpa menghayati maknanya

Telusur WartaBulukumba dari berbagai sumber, berikut sekilas biografi Ustadz Tengku Zulkarnain.

Pertama kali menghirup udara kehidupan di dunia di Medan, Sumatera Utara, pada 14 Agustus 1963. Ia berdarah Melayu Deli dan Riau.

Semasa muda pernah menjadi seorang musisi namun meninggalkannya dengan sebuah alasan yang sangat prinsipil.

Baca Juga: Ledakan bom mobil di sekolah Kabul menewaskan sedikitnya 55 orang, sebagian besar anak perempuan

Pernah diberi amanah sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, 2015-2020. Ia memiliki seorang istri dan dua orang putri.

Tengku Zulkarnain muda pernah duduk di bangku kuliah S1 di Universitas Sumatera Utara, Jurusan Sastra Inggris.

Ustadz Tengku Zulkarnain juga aktif sebagai Ketua Majelis Fatwa di PP Mathla'ul Anwar, sebuah organisasi yang berfokus pada pendidikan Islam. 

Tengku Zul pernah menulis buku "Salah Faham: jawaban atas buku rapot merah A'a Gym". Dalam pendidikan Agama Islam, ia belajar ilmu Fiqih dari gurunya bernama Syaikh Dahlan Musa (Fiqih) dan ilmu Al Qur'an dari Syaikh Azro'i Abdul Rauf. 

Baca Juga: Ilmuwan Belanda telah mengajari lebah cara mendeteksi Covid-19

Pada Juni 2020, ia mempermasalahkan isi dari artikel Pembantaian di Indonesia 1965–1966 dan Partai Komunis Indonesia di Wikipedia bahasa Indonesia dan membuat tagar #BoikotWikipedia yang menjadi trending topic pada 3 Juni 2020

Pada 2017, Tengku Zulkarnain sempat ditolak warga Dayak Sintang saat berkunjung ke Kalimantan.

Ia juga sempat ikut serta dalam Aksi Bela Islam serta aksi-aksi yang dilakukan alumni 212 pada masa setelahnya.

Baca Juga: Lagi, kejahatan rasial di San Fransisco, pria Asia berjalan dengan balita di kereta dorong diserang

Dalam pemilihan umum Presiden Indonesia 2019, ia tercatat sebagai salah satu pendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pada Agustus 2019, ia menuai sorotan karena menyebut letak calon ibukota Indonesia yang baru yang terletak di Kalimantan Timur berada di garis lurus dengan Beijing, ibukota Republik Rakyat Tiongkok, dan berpendapat bahwa letak ibukota tersebut dapat dengan mudah dijangkau dengan rudal. Namun, Purnawirawan panglima TNI Moeldoko menyatakan bahwa rudal saat ini tidak lagi memiliki target garis lurus.

Ustadz Tengku Zulkarnain pernah mengikuti Jamaah Tabligh sejak tahun 1988.***

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x