Antisipasi banjir lahar dingin susulan, Pemprov Sumbar keruk sungai

6 April 2024, 21:10 WIB
Petugas membantu mengevakuasi warga di Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang terdampak banjir lahar dingin Gunung Marapi Jumat 5 April 2024. /Pikiran Rakyat Tangerang Kota/ANTARA

WartaBulukumba.Com - Membawa lumpur abu-abu pekat yang menelan segala yang dilewatinyaa, penuh dengan butiran pasir dan batu, bergerak lambat namun pasti, seperti ular raksasa yang merayap. Banjir lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat menimbulkan kepanikan.

Hari yang tampak biasa di sekitar kaki Gunung Marapi tetiba berubah menjadi momen yang penuh ketegangan pada Jumat sore, 5 April 2024. 

Benda-benda terseret arus banjir lahar dingin. Anak-anak dan orang tua berlarian menyelamatkan diri, meninggalkan rumah dan harta benda mereka.

Baca Juga: 58 Tahun Pikiran Rakyat: Tetap jadi bagian penyulut api perubahan

Penyebab banjir lahar dingin

Diwartakan BBC News Indonesia, setidaknya delapan orang telah dilarikan ke rumah sakit akibat banjir yang diduga terjadi akibat curah hujan tinggi di kawasan Gunung Marapi yang tengah erupsi.

Banjir lahar dingin Gunung Marapi ini mengakibatkan ruas jalan lintas Bukittinggi-Padang putus total. Aliran lahar dingin juga terpantau merusak sawah dan pekarangan warga serta memutus akses jalan hingga beberapa kendaraan ikut terjebak.

Banjir lahar dingin juga terjadi pada Desember lalu di sekitar kawasan yang sama.

Pada saat itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, memperingatkan bahwa banjir lahar dingin dapat menghantam masyarakat yang tinggal di sekitar 23 sungai yang berhulu di Gunung Marapi.

Baca Juga: Syarat, alur pendataan dan cara cek data non ASN 2024

Antisipasi banjir lahar dingin susulan

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Barat mengatakan telah membuat pemetaan potensi banjir lahar dingin pasca peristiwa Desember lalu.

Sistem peringatan dini diklaim telah disiapkan untuk mencegah munculnya korban.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi menilai pengerukan sungai yang menjadi aliran air dari Gunung Marapi perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi potensi banjir lahar dingin susulan.

"Berdasarkan pantauan lapangan, ada sejumlah sungai yang mengalami pendangkalan akibat tertimbun material banjir lahar dingin yang melanda daerah itu, sehingga perlu dilakukan pengerukan agar bisa kembali berfungsi normal dan aman," kata Mahyeldi di Padang, Sabtu, dikutip dari Antara.

Baca Juga: Pemerintah Indonesia akan impor beras 22.500 ton dari Kamboja

Ia mengatakan itu usai meninjau kondisi pasca-bencana banjir lahar dingin di ruas jalan nasional di Nagari Aia Angek, Kecamatan X Koto, Kabupaten Tanah Datar, dan Kawasan pemukiman di Nagari Batu Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.

Prakiraan BMKG, kata dia, cuaca buruk masih berpotensi terjadi pada beberapa daerah di Sumbar karena itu perlu penanganan yang cepat. "Jangan sampai masyarakat tertimpa musibah yang sama dua kali," katanya.

Selain itu material banjir yang menumpuk di badan jalan juga perlu segera dibersihkan agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

"Target kita, pengerukan aliran sungai dan pembersihan material dari badan jalan, bisa segera tuntas. Sebab potensi curah hujan masih tinggi," ujarnya.

Hingga Jumat malam, daerah yang terdampak banjir lahar dingin, antara lain Nagari Aie Angek di Kabupaten Tanah Datar serta Nagari Bukik Batabuah, Nagari Canduang, dan Nagari Sungai Puar di Kabupaten Agam.

Dalam hitungan jam, permukiman yang tadinya ramai dengan aktivitas keseharian kini menjadi saksi bisu atas bencana alam yang mengejutkan.

Mengutip Antara pada Jumat, data sementara yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, terdapat 49 warga yang terpaksa mengungsi akibat bencana ini.

Mereka kehilangan rumah, kenangan, dan ketenangan yang selama ini menjadi bagian dari kehidupan mereka di lereng Gunung Marapi.***

Editor: Nurfathana S

Tags

Terkini

Terpopuler