Network
Maskot ini, kata Pipink, berbeda dengan maskot-maskot di even-even olahraga lainnya. Seperti olimpiade, di mana maskot menggunakan simbol-simbol binatang.
"Bahkan, binatang langka di Indonesia pun, Anoa sudah pernah menjadi simbol olimpiade," jelasya.
Owner Mr Redmont Cafe ini menuturkan, maskot Poprov di Bulukumba dibuat dalam bentuk sepasang laki-laki dan perempuan dengan menggunakan pakaian khas Kajang.
"Kami sampaikan, maskot ini bukan hanya sebagai simbol kesederhanaan masyarakat Kajang saja. Tapi kami menunjukkan bahwa olahraga harus dimanusiakan, bukan dibinatangkan," kata Pipink.
Ia juga menyinggungn eksistensi tenant UMKM di lokasi Bulukumba Expo, sebagai cikal bakal pergerakan ekonomi. Sehingga, Bulukumba Expo harus dilakukan secara berkelanjutan, tak hanya di even Porprov saja.
Baca Juga: Bola JabbaE, rumah tua saksi bisu pembantaian pemuda pejuang di Palampang Bulukumba
"Kami harap tahun depan kita lakukan expo lagi, meski tak ada Porprov. Supaya ada pergerakan ekonomi di masyarakat, khususnya pelaku-pelaku UMKM," jelas Pipink.
Menurut Pipink, Tim Kreatif saat ini sudah bergerak mempersiapkan acara penutupan Porprov Sulsel XVII di Bulukumba. Ia juga berharap agar penutupan di Bulukumba akan lebih meriah daripada pembukaan di Sinjai.
"Insya Allah penutupan nanti akan lebih meriah dibanding pembukaan. Ini akan terwujud kalau kita semua bekolaborasi. Kita harus meyakini bahwa tidak ada yang tidak bisa kalau kita bersama," katanya.
