Selain Al Qasssam Hamas inilah Brigade Jenin yang paling ditakuti Zionis di Tepi Barat

- 6 Desember 2023, 19:52 WIB
Brigade Jenin
Brigade Jenin /Foto: Al Mayadeen
 
WartaBulukumba.Com - Di saat anak muda di belahan bumi lainnya sedang bermain game perang di Android, anak-anak muda ini justru sedang bertempur sungguhan dengan senjata asli. Mati dan terluka sungguhan saat tertembak. Pun membunuh sungguhan saat tembakannya tepat mengenai musuhnya. Ya, Brigade Jenin!
 

Belasan tahun lalu anak-anak itu lahir di kamp pengungsian di Jenin, Tepi Barat. Mereka pernah mengalami masa-masa 'romansa' saat melemparkan batu dan mengketapel tank Zionis. Sebagian teman mereka saat ini masih berada di penjara Zionis. Ditangkapi dan disiksa sejak anak-anak. Baru sebagian kecil dibebaskan saat sudah beranjak dewasa. Tuduhan buat mereka dari hukum Zionis adalah seragam: 'melempar batu'.
 
Hari ini sebagian besar dari mereka telah mampu memegang senapan serbu AK-47 dan melontarkan roket. Jagat perlawanan Palestina dan global mengenalnya sebagai Brigade Jenin.
 
 
Brigade Jenin adalah kelompok perlawanan bersenjata Palestina yang berbasis di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat. Kelompok ini mulai muncul pada September 2021 sehingga dianggap sebagai salah satu kelompok yang terbilang baru di Tepi Barat.
 
Dalam sejarahnya, Brigade Jenin didirikan oleh Jamil Al-Amouri, seorang militan dari Palestinian Islamic Jihad (PIJ). Al-Amouri lahir di kamp pengungsi Jenin pada tahun 1966. Sejak Mei 2021, ia masuk dalam daftar buronan Zionis.

Fakta menarik terkait Brigade Jenin

Di Palestina dikenal ada 5 milisi perlawanan lainnya yang lebih dulu ada. Mereka adalah Brigade Izzudin Al Qassam (Hamas), Brigade Saraya Al Quds (JIP), Brigade Abu Ali Mustafa (FPLP), Brigade Syuhada Al-Aqsa (Fatah), dan Brigade Nasir Salahuddin (CRP). 
 
 
Bagaimana memahami penjajahan Zionis terhadap Tepi Barat yang didera kesengsaraan, detailnya bisa diperoleh dalam buku "Israel, the West Bank and International Law" yang disusun oleh Allan Gerson, diterbitkan tahun 1978 oleh penerbit F. Cass.
 
Inilah buku monograf yang mengkaji aspek hukum dan aspek politik pendudukan militer penjajah 'Israel' di wilayah Tepi Barat Yordania berdasarkan hukum internasional - membahas dasar sejarah dan yuridis permasalahan Palestina, berkaitan dengan perang tahun 1948-49, 1967 dan 1973, masalah perbatasan, pemukiman manusia dan pembebasan lahan di Tepi Barat, kehadiran  PBB, penyelidikan terkait hak asasi manusia, lampiran resolusi Dewan Keamanan terkait serta dokumen lainnya. Juga dilengkapi peta dan referensi.
 
Sejumlah literatur lainya bisa membantu untuk memahami bagaimana Brigade Jenin harus lahir sebagai resistensi terhadap penjajahan 'Israel'. Dari lemparan batu dan ketapel ke kumpulan tank hingga menjelma milisi bersenjata yang bisa merakit pistol hingga roket sendiri.
 
Jika itu belum cukup, maka bacalah buku "Diplomasi Munafik Zionis Israel: Mengungkap Fakta Hubungan AS-Israel" yang ditulis Paul Findley, terbit tahun 2006 oleh Penerbit Mizan.

Baca Juga: Orang ini adalah salah satu alasan Indonesia harus mendukung kemerdekaan Palestina

Jenin adalah rumah bagi lebih dari 22.000 warga Palestina di Tepi Barat yang diusir dari rumah asal mereka pada 1948 selama peristiwa Nakba. Peristiwa Nakba adalah pembersihan etnis Palestina oleh milisi Zionis untuk menciptakan negara palsu 'Israel;.

Bagi warga Palestina, Jenin mewujudkan perlawanan bersenjata terhadap pendudukan Tepi Barat dan Gaza. Sementara bagi Zionis, Jenin adalah sarang militansi yang dimiliki oleh kelompok-kelompok yang menjalankan keseluruhan ideologi dari Hamas, Jihad Islam, hingga Fatah.
 
Kemunculan Brigade Jenin sebagai sebuah milisi tersendiri merupakan hal menarik. Lantaran pasukan ini disebut-sebut tidak memiliki afiliasi terhadap Hamas maupun Fatah. Bahkan diragukan memiliki afiliasi terhadap Jihad Islam (PIJ) meskipun pendiri Brigade Jenin adalah seorang militan PIJ.
 
Cukup sulit untuk memahami kelahiran Brigade Jenin jika belum memahami West Bank atau Tepi Barat dan perbedaannya dengan Jalur Gaza terlebih dahulu. Kita bisa menelusurinya pada salah satu buku pertama yang membahas subjek kontroversial dari sudut pandang geografis, bukan politik atau sejarah, dalam buku berjudul "The West Bank and Gaza Strip: A Geography of Occupation and Disengagement", yang ditulis oleh Elisha Efrat, diterbitkann tahun 2006 oleh Taylor & Francis.
 
Buku ini mengkaji geografi politik kontemporer di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Bersifat deskriptif, dokumen ini mendokumentasikan perubahan dan perkembangan sejak tahun 1967 hingga 'perpisahan' Tepi Barat dengan saudara mereka di Gaza. Buku ini dilengkapi dengan berbagai peta dan mencakup isu-isu termasuk demografi, pemukiman Yahudi, air dan sumber daya alam, infrastruktur transportasi, perencanaan, rencana partisi Yerusalem, kebijakan pemukiman dan Pagar Pemisah.

Buku ini akan mengajak Anda merasakan suatu pengalaman yang menggelisahkan dalam menyingkap perilaku ekspansionis dan diskriminatif penjajah 'Israel'. Paul Findley, mantan anggota Kongres AS, mencatat pernyataan tokoh-tokoh terkemuka AS dan 'Israel'--seperti Golda Meir, Shimon Peres, Yitzhak Rabin, Henry Kissinger, Al Gore--serta deklarasi dokumen-dokumen resmi dan berbagai organisasi Zionis dunia, untuk kemudian menelaah dan membuktikan kebohongannya berdasarkan bukti-bukti yang sebagian besar berasal dari sumber-sumber 'Israel' sendiri.

Melalui karyanya ini, Paul Findley mengungkap fakta-fakta di balik kolusi AS dengan 'Israel' dalam melanggar hak-hak asasi manusia di Palestina dan praktik standar ganda pemerintah AS dalam pelaksaaan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Pasukan Zionis Mundur dari Jenin

Brigade Al Qassam Hamas di Tepi Barat membumi hanguskan tank-tank pasukan Zionis sehingga mundur dari Jenin. Kabar ini dikutip dari TV Al Jazeera pada Rabu, 6 Desember 2023.

Sebelumnya tentara Zionis melakukan penggerebekan selama delapan jam di wilayah itu. Pasukan pendudukan mengebom sebuah rumah dan menangkap sejumlah warga. Tindakan tentara Zionis kemudian dibalas oleh sayap militer Hamas. 

Pasukan IDF Zionis membunuh komandan Brigade Jenin, Mohamed Zubeidi, dalam operasi di kamp pengungsi Jenin pada 29 November 2023. Zubeidi, adalah putra dari perwira senior Jihad Islam dan komandan Brigade Jenin, Zakaria Zubeidi.

Militer Zionis melaporkan, tentara mengepung gedung tempat Zubeidi berada bersama dengan Husam Hanoun. Zubeidi dan Hanoun mulai menembaki pasukan Zionis, dan IDF membalas tembakan tersebut. Pasukan Zionis menemukan jenazah Zubeidi dan Hanoun setelah menggeledah lokasi tersebut.

Menurut pihak militer, Zubeidi terlibat dalam serangan penembakan yang menewaskan Meir Tamari di dekat pemukiman Hermesh di Tepi Barat pada Mei. Nama Zubeidi juga muncul dalam interogasi sebagai orang yang terlibat dalam penyediaan mobil kepada pejuang dan mengirim mereka untuk melakukan serangan.

Halaman:

Editor: Alfian Nawawi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x