Pahlawan Nasional dari Bulukumba: Andi Sultan Daeng Radja diam-diam mengikuti Sumpah Pemuda

- 28 Oktober 2023, 23:01 WIB
Andi Sultan Daeng Radja, Pahlawan Nasional Indonesia dari  Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Andi Sultan Daeng Radja, Pahlawan Nasional Indonesia dari Bulukumba, Sulawesi Selatan. /Foto Repro: Buku 'Inspiring Bulukumba'

Pendidikan formalnya dimulai dengan masuk sekolah Volksschool (Sekolah Rakyat) selama tiga tahun di Bulukumba. Setelah menyelesaikan Volksschool, beliau melanjutkan pendidikannya ke Europeesche Lagere School (ELS) di Bantaeng. Kemudian, Andi Sultan Daeng Radja melanjutkan ke Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA) di Makassar.

Setelah menyelesaikan pendidikan di OSVIA pada tahun 1913, Andi Sultan Daeng Radja menjadi juru tulis kantor pemerintahan Onder Afdeeling Makassar. Melalui berbagai pergeseran jabatan, akhirnya, beliau menduduki posisi penting sebagai kepala pajak.

Namun, perjuangan sejati Andi Sultan Daeng Radja dimulai ketika kesewenangan dan penindasan pemerintah Belanda terhadap rakyat Bulukumba memicu semangatnya untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Semangat tersebut mengantarkannya ke Kongres Pemuda Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928, yang melahirkan Sumpah Pemuda.

Baca Juga: Menelusuri sejarah awal masuknya Islam ke Bulukumba, ketika tasawuf bertemu mistisisme

Andi Sultan Daeng Radja juga terlibat dalam rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Jakarta, yang mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Kesetiaannya terhadap perjuangan kemerdekaan sangat kuat, dan dia terlibat dalam momen-momen bersejarah yang mengarah pada kemerdekaan Indonesia.

Ditangkap NICA

Setelah proklamasi kemerdekaan, perjuangan tidak berakhir. Kehadiran tentara sekutu di Indonesia, termasuk Bulukumba, membuat keadaan semakin tidak menentu. Andi Sultan Daeng Radja tidak bersedia berhubungan dengan pemerintahan kolonial Belanda dan tentara NICA yang ingin menjajah kembali Indonesia.

Penangkapannya oleh NICA pada tanggal 2 Desember 1945 hanya memicu lebih banyak perlawanan rakyat Bulukumba.

Andi Sultan Daeng Radja menjadi semacam "Bapak Agung" dalam organisasi perlawanan bersenjata yang dinamakan Laskar Pemberontak Bulukumba Angkatan Rakyat (PBAR). Meskipun dipenjara, pengaruhnya tetap kuat, dan dia memberi perintah kepada PBAR melalui keluarganya yang menjenguknya.

Setelah lima tahun penahanan, pada tanggal 17 Maret 1949, Andi Sultan Daeng Radja diasingkan ke Menado, Sulawesi Utara, hingga 8 Januari 1950. Meskipun diasingkan, semangatnya untuk mempertahankan kemerdekaan tidak luntur.

Andi Sultan Daeng Radja adalah salah satu tokoh yang mendukung terwujudnya negara kesatuan Indonesia. Dia juga mengambil peran penting dalam mendukung pemerintahan Republik Indonesia hasil proklamasi kemerdekaan.

Halaman:

Editor: Nurfathana S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x